Rusia Termasuk, Ini 5 Negara dengan Suku Bunga Acuan Tertinggi di Dunia
Minggu, 24 April 2022 - 05:52 WIB
Hingga 14 April, bank sentral Argentina telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali, setelah data inflasi yang diterbitkan pada hari sebelumnya menunjukkan harga meningkat pada laju bulanan tercepat dalam 20 tahun.
Badan Statistik Argentina melaporkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret lalu naik menjadi 6,7%, menjadi laju bulanan tercepat sejak 2002.
Sebagai informasi kenaikan dimulai pada Mei 2018 saat bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuannya 675 bps menjadi 40% untuk meredam pelemahan mata uang negera tersebut. Ketika mata uang negara-negara berkembang mengalami pelemahan sehingga memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuannya agar tidak terjadi pelarian modal.
2. Rusia
Bank sentral Rusia akan mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga utamanya lebih lanjut pada pertemuan dewan mendatang. Sebelumnya, bank sentral Negeri Beruang Merah telah memangkas suku bunga acuannya menjadi 17%, dari sebelumnya di level 20%.
Gubernur bank sentral Rusia, Elvira Nabiullina mengatakan, tingginya suku bunga terjadi karena Rusia mencoba meminimalisir dampak sanksi Barat kepada Rusia akibat konflik dengan Ukraina, yang berujung pada menguatnya tantangan ekonomi ke depan.
Suku bunga acuan yang tinggi bakal membuat imbal hasil (yield) obligasi negara yang bersangkutan meningkat sehingga menarik investor global yang memborongnya dan secara bersamaan memperkuat nilai tukarnya.
Namun suku bunga yang tinggi juga memicu pengetatan likuiditas di sektor keuangan, yang bisa menekan sektor riil.
Kenaikan suku bunga darurat bank sentral Rusia menjadi 20% pada akhir Februari lalu turut membantu menstabilkan rubel dan mengatasi lonjakan inflasi. Bank sentral kemudian memangkas suku bunga menjadi 17% pada Rapat Dewan pada 8 April lalu.
"Kami akan mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut pada pertemuan mendatang," kata Nabiullina saat berbicara di majelis parlemen, Duma pada Kamis (21/4/2022) waktu setempat.
Badan Statistik Argentina melaporkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret lalu naik menjadi 6,7%, menjadi laju bulanan tercepat sejak 2002.
Sebagai informasi kenaikan dimulai pada Mei 2018 saat bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuannya 675 bps menjadi 40% untuk meredam pelemahan mata uang negera tersebut. Ketika mata uang negara-negara berkembang mengalami pelemahan sehingga memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuannya agar tidak terjadi pelarian modal.
2. Rusia
Bank sentral Rusia akan mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga utamanya lebih lanjut pada pertemuan dewan mendatang. Sebelumnya, bank sentral Negeri Beruang Merah telah memangkas suku bunga acuannya menjadi 17%, dari sebelumnya di level 20%.
Gubernur bank sentral Rusia, Elvira Nabiullina mengatakan, tingginya suku bunga terjadi karena Rusia mencoba meminimalisir dampak sanksi Barat kepada Rusia akibat konflik dengan Ukraina, yang berujung pada menguatnya tantangan ekonomi ke depan.
Suku bunga acuan yang tinggi bakal membuat imbal hasil (yield) obligasi negara yang bersangkutan meningkat sehingga menarik investor global yang memborongnya dan secara bersamaan memperkuat nilai tukarnya.
Namun suku bunga yang tinggi juga memicu pengetatan likuiditas di sektor keuangan, yang bisa menekan sektor riil.
Kenaikan suku bunga darurat bank sentral Rusia menjadi 20% pada akhir Februari lalu turut membantu menstabilkan rubel dan mengatasi lonjakan inflasi. Bank sentral kemudian memangkas suku bunga menjadi 17% pada Rapat Dewan pada 8 April lalu.
"Kami akan mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut pada pertemuan mendatang," kata Nabiullina saat berbicara di majelis parlemen, Duma pada Kamis (21/4/2022) waktu setempat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda