Terjebak Utang China, Sri Lanka Pinjam ke IMF dan Bank Dunia
Selasa, 26 April 2022 - 14:06 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry datang ke Washington D.C Amerika Serikat (AS) meminta bantuan kepada IMF dan Bank Dunia terkait penyelamatan krisis di negaranya. Kedatangan dalam upaya mencari bantuan pembiayaan untuk negaranya yang telah menangguhkan pembayaran sebagian dari utang luar negeri sebesar USD51 miliar.
Dana Moneter Internasional (IMF) sedang mendiskusikan secara teknis terkait permintaan penjaman dari Sri Lanka guna menyelamatkan dari krisis. Sementara Bank Dunia sedang mempersiapkan paket bantuan darurat.
IMF melaporkan diskusi yang sedang dibangun untuk memulihkan stabilitas makroekonomi di Sri Lanka. Sri Lanka perlu memperkuat jaring pengaman sosialnya serta melindungi orang miskin dan rentan dalam situasi krisis saat ini.
"Tim IMF menyambut baik rencana pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog kolaboratif dengan kreditur mereka," kata kepala misi IMF Sri Lanka Masahiro Nozaki seperti dikutip Reuters, Selasa (26/4/2022).
Sri Lanka mengambil langkah-langkah untuk menjajaki restrukturisasi utang USD12 miliar dalam bentuk obligasi. Sabry sebelumnya mengatakan, pembicaraan dengan IMF difokuskan pada program Extended Fund Facility yang lebih tradisional, tetapi diperlukan pembiayaan pinjaman jangka pendek senilai USD3 miliar - USD4 miliar.
IMF telah mengatakan bahwa utang Sri Lanka perlu ditempatkan pada jalur yang berkelanjutan sebelum dapat memberikan pinjaman baru. Proses ini memerlukan negosiasi panjang dengan Cina dan kreditur negara lainnya.
Juru bicara Bank Dunia menyatakan, paket tanggap darurat Bank Dunia termasuk USD10 juta yang akan segera tersedia untuk pembelian obat-obatan esensial. Kemudian dana yang berkaitan dengan proyek kesiapsiagaan kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung.
Bank Dunia mengatakan paket itu akan memanfaatkan proyek-proyek yang dibiayai bank yang ada dan menggunakan kembali dana untuk menyediakan obat-obatan, makanan untuk anak-anak sekolah, dan bantuan tunai untuk rumah tangga miskin dan rentan.
Dukungan untuk menyediakan gas untuk memasak, persediaan makanan pokok, benih dan pupuk serta kebutuhan pokok lainnya juga sedang dibahas. Juru bicara Bank Dunia menyatakan sangat prihatin tentang situasi di Sri Lanka.
Sabry mengatakan pada Jumat (22/4), bahwa selain pinjaman IMF dan bantuan Bank Dunia, Sri Lanka sedang berdiskusi dengan India sekitar USD1,5 miliar dalam pembiayaan utang jangka pendek untuk membantu melanjutkan impor penting. Dia juga telah mendekati China, Jepang, dan Asian Development Bank untuk bantuan.
Dana Moneter Internasional (IMF) sedang mendiskusikan secara teknis terkait permintaan penjaman dari Sri Lanka guna menyelamatkan dari krisis. Sementara Bank Dunia sedang mempersiapkan paket bantuan darurat.
IMF melaporkan diskusi yang sedang dibangun untuk memulihkan stabilitas makroekonomi di Sri Lanka. Sri Lanka perlu memperkuat jaring pengaman sosialnya serta melindungi orang miskin dan rentan dalam situasi krisis saat ini.
"Tim IMF menyambut baik rencana pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog kolaboratif dengan kreditur mereka," kata kepala misi IMF Sri Lanka Masahiro Nozaki seperti dikutip Reuters, Selasa (26/4/2022).
Sri Lanka mengambil langkah-langkah untuk menjajaki restrukturisasi utang USD12 miliar dalam bentuk obligasi. Sabry sebelumnya mengatakan, pembicaraan dengan IMF difokuskan pada program Extended Fund Facility yang lebih tradisional, tetapi diperlukan pembiayaan pinjaman jangka pendek senilai USD3 miliar - USD4 miliar.
IMF telah mengatakan bahwa utang Sri Lanka perlu ditempatkan pada jalur yang berkelanjutan sebelum dapat memberikan pinjaman baru. Proses ini memerlukan negosiasi panjang dengan Cina dan kreditur negara lainnya.
Juru bicara Bank Dunia menyatakan, paket tanggap darurat Bank Dunia termasuk USD10 juta yang akan segera tersedia untuk pembelian obat-obatan esensial. Kemudian dana yang berkaitan dengan proyek kesiapsiagaan kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung.
Bank Dunia mengatakan paket itu akan memanfaatkan proyek-proyek yang dibiayai bank yang ada dan menggunakan kembali dana untuk menyediakan obat-obatan, makanan untuk anak-anak sekolah, dan bantuan tunai untuk rumah tangga miskin dan rentan.
Dukungan untuk menyediakan gas untuk memasak, persediaan makanan pokok, benih dan pupuk serta kebutuhan pokok lainnya juga sedang dibahas. Juru bicara Bank Dunia menyatakan sangat prihatin tentang situasi di Sri Lanka.
Sabry mengatakan pada Jumat (22/4), bahwa selain pinjaman IMF dan bantuan Bank Dunia, Sri Lanka sedang berdiskusi dengan India sekitar USD1,5 miliar dalam pembiayaan utang jangka pendek untuk membantu melanjutkan impor penting. Dia juga telah mendekati China, Jepang, dan Asian Development Bank untuk bantuan.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda