Menparekraf: Fokus Pariwisata Halal Tambah Layanan Bukan Mensyariahkan
Rabu, 04 Mei 2022 - 07:30 WIB
JAKARTA - Indonesia masuk destinasi wisata halal terbaik 2021 di dunia. Meski bukan nomor 1, pemerintah masih optimistis dengan potensi yang dimiliki Indonesia sejauh ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan bahwa Indonesia bisa memimpin karena memiliki jumlah umat muslim terbesar, ekonomi yang tumbuh, dan penanganan pandemi terkendali.
"Pariwisata halal ini tidak bersifat zonasi, saya garis bawahi tidak bersifat zonasi dan tidak ada mensyariahkan. Destinasi wisata halal jadi justru penyedia layanannya," kata Sandiaga dalam Special Dialogue IDX, Selasa (3/5/2022).
Jika mengacu Global Muslim Travel Index ada empat aspek penilaian yang membuat Indonesia unggul dalam aspek services.
"Misal saya berwisata di Sumatra Utara atau Bali, jika saya mendapat fasilitas ibadah dan makanan halal maka itu bisa dibilang good to have," ujar Sandiaga.
Tantangan terbesar memang masih pandemi, masyarakat harus dikenalkan wisata halal yang bukan maksudnya mensyariahkan, tapi hanya menambah layanan.
"Jadi kalau kita lihat dengan pemahaman yang sama tidak ada lagi ada perdebatan, karena destinasi di manapun juga Indonesia tidak sama seperti Korea Selatan, Jepang, yang juga memberikan layanan tersebut," jelasnya.
Dua tahun ini Indonesia telah menyelamatkan layanan yang dituntut harus bersih. Penurunan kunjungan wisatawan di 2021 hampir 60%, dan hanya ada 1,84 juta wisatawan selama tahun lalu.
"Kontribusi devisa anjlok di 2019, (dari) USD15 miliar menjadi USD5 miliar. Nah oleh karena itu kita harus sosialisasikan dengan baik, dan berfokus tambahan layanan," tegas Sandiaga.
Ke depan, Menparekraf Sandiaga akan meningkatkan lagi posisi Indonesia dari segi akses, komunikasi, lingkungan dan layanan yang unggul sehingga bisa kembali menjadi destinasi nomor satu karena punya potensi yang luar biasa.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan bahwa Indonesia bisa memimpin karena memiliki jumlah umat muslim terbesar, ekonomi yang tumbuh, dan penanganan pandemi terkendali.
"Pariwisata halal ini tidak bersifat zonasi, saya garis bawahi tidak bersifat zonasi dan tidak ada mensyariahkan. Destinasi wisata halal jadi justru penyedia layanannya," kata Sandiaga dalam Special Dialogue IDX, Selasa (3/5/2022).
Jika mengacu Global Muslim Travel Index ada empat aspek penilaian yang membuat Indonesia unggul dalam aspek services.
"Misal saya berwisata di Sumatra Utara atau Bali, jika saya mendapat fasilitas ibadah dan makanan halal maka itu bisa dibilang good to have," ujar Sandiaga.
Tantangan terbesar memang masih pandemi, masyarakat harus dikenalkan wisata halal yang bukan maksudnya mensyariahkan, tapi hanya menambah layanan.
"Jadi kalau kita lihat dengan pemahaman yang sama tidak ada lagi ada perdebatan, karena destinasi di manapun juga Indonesia tidak sama seperti Korea Selatan, Jepang, yang juga memberikan layanan tersebut," jelasnya.
Dua tahun ini Indonesia telah menyelamatkan layanan yang dituntut harus bersih. Penurunan kunjungan wisatawan di 2021 hampir 60%, dan hanya ada 1,84 juta wisatawan selama tahun lalu.
"Kontribusi devisa anjlok di 2019, (dari) USD15 miliar menjadi USD5 miliar. Nah oleh karena itu kita harus sosialisasikan dengan baik, dan berfokus tambahan layanan," tegas Sandiaga.
Ke depan, Menparekraf Sandiaga akan meningkatkan lagi posisi Indonesia dari segi akses, komunikasi, lingkungan dan layanan yang unggul sehingga bisa kembali menjadi destinasi nomor satu karena punya potensi yang luar biasa.
(uka)
tulis komentar anda