Hungaria Jegal Larangan Impor Migas Rusia, Harga Minyak Dunia Berbalik Menguat
Kamis, 19 Mei 2022 - 11:40 WIB
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia berbalik menguat lebih dari 1% pada perdagangan pagi ini, Kamis (19/5/2022). Berdasarkan data Bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 10:28 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Juli 2022 menguat 1,08% di USD110,29 per barel sedangkan Brent di Agustus 2022 naik 1,17% sebesar USD108,18 per barel.
Sementara, West Texas Intermediate (WTI) Juni 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) melonjak 0,55% di USD110,19 per barel, sementara WTI Juli 2022 tumbuh 0,79% di USD107,87 per barel. Kenaikan tersebut terjadi setelah harga dua benchmark minyak global tersebut mengalami penurunan lebih dari USD1 pada awal sesi. Sementara keduanya turun sekitar 2,5% pada perdagangan Rabu (19/5) kemarin.
Sejumlah analis menilai, pasar minyak masih berpeluang mengalami kenaikan kembali menyusul penundaan larangan impor Uni Eropa dari Rusia. Hal tersebut dinilai dapat memperkuat ekspektasi pasokan global yang ketat.
Sebagaimana diketahui, Uni Eropa bulan ini mengusulkan sejumlah paket sanksi baru terhadap Rusia atas operasi khususnya di Ukraina. Ini mencakup larangan impor minyak dalam waktu enam bulan. Namun demikian, langkah tersebut belum diadopsi terhambat Hungaria yang menjadi salah satu kritikus paling vokal menegcam larangan impor minyak dan gas bumi (migas) tersebut.
Komisi Eropa pada hari Rabu meluncurkan proposal anggaran senilai 210 miliar euro atau USD220 miliar bagi anggotanya untuk mengakhiri ketergantungan terhadap bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027. Langkah tersebut juga menciptakan poros baru untuk menjauh dari Moskow dengan alasan mempercepat transisi ke energi hijau.
Sementara, West Texas Intermediate (WTI) Juni 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) melonjak 0,55% di USD110,19 per barel, sementara WTI Juli 2022 tumbuh 0,79% di USD107,87 per barel. Kenaikan tersebut terjadi setelah harga dua benchmark minyak global tersebut mengalami penurunan lebih dari USD1 pada awal sesi. Sementara keduanya turun sekitar 2,5% pada perdagangan Rabu (19/5) kemarin.
Sejumlah analis menilai, pasar minyak masih berpeluang mengalami kenaikan kembali menyusul penundaan larangan impor Uni Eropa dari Rusia. Hal tersebut dinilai dapat memperkuat ekspektasi pasokan global yang ketat.
Sebagaimana diketahui, Uni Eropa bulan ini mengusulkan sejumlah paket sanksi baru terhadap Rusia atas operasi khususnya di Ukraina. Ini mencakup larangan impor minyak dalam waktu enam bulan. Namun demikian, langkah tersebut belum diadopsi terhambat Hungaria yang menjadi salah satu kritikus paling vokal menegcam larangan impor minyak dan gas bumi (migas) tersebut.
Komisi Eropa pada hari Rabu meluncurkan proposal anggaran senilai 210 miliar euro atau USD220 miliar bagi anggotanya untuk mengakhiri ketergantungan terhadap bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027. Langkah tersebut juga menciptakan poros baru untuk menjauh dari Moskow dengan alasan mempercepat transisi ke energi hijau.
(nng)
tulis komentar anda