Saham Apple hingga Cisco Tiarap, Wall Street Ditutup Memerah
Jum'at, 20 Mei 2022 - 06:50 WIB
JAKARTA - Wall Street ditutup lebih rendah setelah sesi bergejolak pada perdagangan Kamis (19/5/2022) waktu setempat, dengan saham Apple, Cisco Systems merosot. Hal itu terjadi sementara investor khawatir tentang inflasi dan kenaikan suku bunga.
Mengutip Reuters, S&P 500 turun 0,58% untuk mengakhiri sesi pada 3.900,79 poin. Nasdaq turun 0,26% menjadi 11.388,50 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,75% menjadi 31.253,13 poin.
Saham Cisco merosot 13,7% setelah pembuat peralatan jaringan menurunkan prospek pertumbuhan pendapatan 2022, mendapat tekanan dari keluarnya Rusia dan kekurangan komponen terkait dengan lockdown COVID-19 di China.
Adapun saham Apple dan pembuat chip Broadcom masing-masing turun 2,5% dan 4,3%, dan membebani S&P 500. Menurut Terry Sandven, kepala strategi ekuitas di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis, Minnesota, kenyataannya adalah bahwa inflasi semakin panas dan suku bunga meningkat.
"Sampai Anda mendapatkan tingkat inflasi yang mulai melambat, kita akan mengalami peningkatan volatilitas, dan dalam pandangan kami terus berlanjut sepanjang sebagian besar bulan-bulan musim panas," ujar dia.
Sementara saham Twitter naik 1,2% setelah Bloomberg melaporkan bahwa eksekutif perusahaan mengatakan kepada staf bahwa kesepakatan senilai USD44 miliar Elon Musk berjalan seperti yang diharapkan dan mereka tidak akan menegosiasikan ulang harga.
Indeks bahan pokok konsumen S&P turun 2% ke level terendah sejak Desember karena perusahaan ritel menghadapi beban kenaikan harga yang merugikan daya beli konsumen AS.
Kohl's Corp menjadi peritel terbaru yang menandai pukulan dari inflasi tinggi empat dekade karena jaringan department store memangkas perkiraan laba setahun penuhnya.
Mengutip Reuters, S&P 500 turun 0,58% untuk mengakhiri sesi pada 3.900,79 poin. Nasdaq turun 0,26% menjadi 11.388,50 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,75% menjadi 31.253,13 poin.
Saham Cisco merosot 13,7% setelah pembuat peralatan jaringan menurunkan prospek pertumbuhan pendapatan 2022, mendapat tekanan dari keluarnya Rusia dan kekurangan komponen terkait dengan lockdown COVID-19 di China.
Adapun saham Apple dan pembuat chip Broadcom masing-masing turun 2,5% dan 4,3%, dan membebani S&P 500. Menurut Terry Sandven, kepala strategi ekuitas di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis, Minnesota, kenyataannya adalah bahwa inflasi semakin panas dan suku bunga meningkat.
"Sampai Anda mendapatkan tingkat inflasi yang mulai melambat, kita akan mengalami peningkatan volatilitas, dan dalam pandangan kami terus berlanjut sepanjang sebagian besar bulan-bulan musim panas," ujar dia.
Sementara saham Twitter naik 1,2% setelah Bloomberg melaporkan bahwa eksekutif perusahaan mengatakan kepada staf bahwa kesepakatan senilai USD44 miliar Elon Musk berjalan seperti yang diharapkan dan mereka tidak akan menegosiasikan ulang harga.
Indeks bahan pokok konsumen S&P turun 2% ke level terendah sejak Desember karena perusahaan ritel menghadapi beban kenaikan harga yang merugikan daya beli konsumen AS.
Kohl's Corp menjadi peritel terbaru yang menandai pukulan dari inflasi tinggi empat dekade karena jaringan department store memangkas perkiraan laba setahun penuhnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda