Kinerja BRI Kinclong, Ekonom: Kuncinya di UMKM dan Transformasi Digital

Selasa, 24 Mei 2022 - 16:15 WIB
Menurut Lucky, market cap bank-bank digital yang kini lebih tinggi dengan pamor yang melesat di pasar modal terjadi karena peran digital. Bank digital dipersepsikan dapat bergerak lebih luwes dengan kapitalisasinya sebagai bank kecil. "Maka itu, BRI perlu terus mendorong akselerasi digital agar pergerakannya bisa diatur untuk melaju dengan kecepatan tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, Lucky menilai kinerja keuangan sektor perbankan masih memiliki prospek yang baik dan menarik untuk jangka panjang, kendati saat ini tengah terjadi gejolak ekonomi. Perbankan menurutnya masih berada di posisi netral untuk jangka pendek dan menengah. Meski demikian, sudah ada bank yang punya prospek positif dengan kinerjanya yang signifikan di kuartal I-2022.

"Masih ada tekanan ekonomi yang memberikan dampak ke sentimen kinerja sektor perbankan, tapi saat ini posisinya jadi masih netral," kata dia.

Pemulihan ekonomi yang diproyeksi terus berlanjut akan membawa prospek positif untuk kinerja jangka panjang perbankan. Namun saat ini untuk jangka pendek, perbankan belum dapat ikut serta dalam sentimen positif salah satunya karena rupiah yang tertekan.

Kinerja bank menurutnya juga akan tergantung pada status pandemi atau endemi. Sinyal kuat sudah dirasakan pasar dari meningkatnya mobilitas serta pelonggaran kebijakan pembatasan dari pemerintah. "Industri sudah berfungsi, sudah ada banyak pertunjukan, hiburan, perbankan yang tadinya mengalami tekanan karena restrukturisasi kredit mendapatkan angin sengar untuk jangka panjang," katanya.

Pemulihan aktivitas tersebut menjadi energi baru perbaikan pertumbuhan industri. Menurut Lucky, sejumlah bank telah menunjukan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal. Salah satunya adalah BRI.

Terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa pencapaian laba BRI tak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas UMKM yang merupakan bisnis inti BRI. "Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I-2022 sebesar 6,65 persen," kata Sunarso.

Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24persen (yoy) dari Rp826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen.



Apabila dirinci, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55 persen, segmen konsumer tumbuh 4,56persen dan segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96 persen.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More