GPDRR 2022 Hasilkan 7 Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi
Senin, 30 Mei 2022 - 18:15 WIB
"Sekali lagi saya harus berterima kasih kepada Indonesia untuk ini. Dan saya percaya bahwa ini akan menjadi salah satu warisan indah yang dapat kita tinggalkan di sini, di pusat konferensi ini," pungkasnya.
Selain Mami Mizutori, Perwakilan dari Aliansi Disabilitas Internasional (IDA), Elham Youssefian, juga turut memberikan pidato dalam upacara penutupan. Youssefian menjelaskan, mereka masih meyakini pendekatan seluruh masyarakat dan pendekatan seluruh pemerintah sebagai solusi utama mengurangi risiko bencana.
"Tetapi pendekatan whole society yang kami maksud adalah semua masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, disabilitas, status adat, warna kulit, agama, kemiskinan, status ekonomi, atau status pengungsi atau pengungsi," tegas Youssefian.
"Dan dengan pendekatan whole government, kami maksudkan bahwa setiap sektor pemerintah harus terlibat dan memiliki rencana dengan spesifik bagaimana mereka ingin terlibat dan apa yang ingin mereka lakukan," kata Youssefian.
Tujuh agenda Bali untuk resiliensi
Selama pertemuan, Indonesia telah mendorong peningkatan kerja sama internasional. Kolaborasi tersebut diharapkan berjalan berdasarkan prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko.
GPDRR ke-7 ini mengangkat tema besar "From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World." Sebagai tuan rumah, Indonesia mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan.”
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyimpulkan pembahasan dalam rangkaian agenda tersebut.
"Presiden Indonesia sebagai tuan rumah mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam manajemen risiko bencana melalui kolaborasi berdasarkan prinsip-prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko. Kedua, investasi pada sains teknologi," kata Suharyanto saat upacara penutupan GPDRR di BNDCC, pada Jumat malam (27/5).
Platform Global ini merupakan seruan bagi negara-negara untuk mempercepat implementasi seluruh prioritas Kerangka Sendai guna menghentikan laju peningkatan dampak dan risiko bencana.
Selain Mami Mizutori, Perwakilan dari Aliansi Disabilitas Internasional (IDA), Elham Youssefian, juga turut memberikan pidato dalam upacara penutupan. Youssefian menjelaskan, mereka masih meyakini pendekatan seluruh masyarakat dan pendekatan seluruh pemerintah sebagai solusi utama mengurangi risiko bencana.
"Tetapi pendekatan whole society yang kami maksud adalah semua masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, disabilitas, status adat, warna kulit, agama, kemiskinan, status ekonomi, atau status pengungsi atau pengungsi," tegas Youssefian.
"Dan dengan pendekatan whole government, kami maksudkan bahwa setiap sektor pemerintah harus terlibat dan memiliki rencana dengan spesifik bagaimana mereka ingin terlibat dan apa yang ingin mereka lakukan," kata Youssefian.
Tujuh agenda Bali untuk resiliensi
Selama pertemuan, Indonesia telah mendorong peningkatan kerja sama internasional. Kolaborasi tersebut diharapkan berjalan berdasarkan prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko.
GPDRR ke-7 ini mengangkat tema besar "From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World." Sebagai tuan rumah, Indonesia mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan.”
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyimpulkan pembahasan dalam rangkaian agenda tersebut.
"Presiden Indonesia sebagai tuan rumah mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam manajemen risiko bencana melalui kolaborasi berdasarkan prinsip-prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko. Kedua, investasi pada sains teknologi," kata Suharyanto saat upacara penutupan GPDRR di BNDCC, pada Jumat malam (27/5).
Platform Global ini merupakan seruan bagi negara-negara untuk mempercepat implementasi seluruh prioritas Kerangka Sendai guna menghentikan laju peningkatan dampak dan risiko bencana.
tulis komentar anda