IHSG Pekan Depan Diprediksi Melemah, Investor Bisa Pantau Saham Berkapitalisasi Kecil
Minggu, 05 Juni 2022 - 08:42 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada pekan depan diprediksi terjadi pelemahan-pelemahan yang disebabkan oleh saham berkapitalisasi besar tertahan.
CEO and Founder Tiamo Capital, Hendra Martono Liem mengatakan, jika dilihat dari IHSG sendiri, penguatan yang signifikan sudah terjadi mulai 13 Mei hingga akhir pekan kemarin yang artinya sudah sangat luar biasa.
"Dari indeks yang sebelumnya bulan Mei pada saat itu, kalau Anda perhatikan dia sempet minus sampai -8 persen lho, hingga Mei (2022) yang terakhir kita ditutup hanya -0,08 persen, jadi ini luar biasa," ujar Hendra dikutip Minggu (5/6/2022).
Adapun IHSG berhasil menyentuh level 7.200 di pekan kemarin, namun posisi tersebut tidak mampu bertahan pada akhir sesi perdagangan Jumat (3/6/2022) dan ditutup melemah. Oleh karena itu, menurut Hendra sudah biasa kalau terjadi pelemahan-pelemahan dan juga terlihat ada beberapa saham yang naik adalah saham-saham kapitalisasinya kecil.
"Kapitalisasinya kecil terus kemudian ada yang hampir ga ada saham yang besar seperti MFIN, PBSA, banyak saham-saham yang baru," katanya.
Hal ini menandakan investor sebaiknya belajar trading dahulu jangan buy and hold, karena tidak terlalu menguntungkan untuk saham-saham di LQ45. Namun lain lagi bagi saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan beberapa saham yang lain mulai tertahan.
"Nah untuk saham berkapitalisasi besar itu ditutup turun, maka IHSG juga otomatis mengikuti," tegas Hendra.
Untuk saham berkapitalisasi kecil, Anda mau engga mau trading dengan jangka waktu yang sangat pendek. Investor harus perhatikan transaksi value-nya dan harus benar-benar tahu untuk saham berlapis dua itu cenderung bergerak dengan cepat.
"Kalau ada di posisi ini mending Anda stay away dulu, kita cari momentum, kita cari misalnya LQ45 mulai naik lagi dan sebagainya gitu," pungkasnya.
CEO and Founder Tiamo Capital, Hendra Martono Liem mengatakan, jika dilihat dari IHSG sendiri, penguatan yang signifikan sudah terjadi mulai 13 Mei hingga akhir pekan kemarin yang artinya sudah sangat luar biasa.
"Dari indeks yang sebelumnya bulan Mei pada saat itu, kalau Anda perhatikan dia sempet minus sampai -8 persen lho, hingga Mei (2022) yang terakhir kita ditutup hanya -0,08 persen, jadi ini luar biasa," ujar Hendra dikutip Minggu (5/6/2022).
Adapun IHSG berhasil menyentuh level 7.200 di pekan kemarin, namun posisi tersebut tidak mampu bertahan pada akhir sesi perdagangan Jumat (3/6/2022) dan ditutup melemah. Oleh karena itu, menurut Hendra sudah biasa kalau terjadi pelemahan-pelemahan dan juga terlihat ada beberapa saham yang naik adalah saham-saham kapitalisasinya kecil.
"Kapitalisasinya kecil terus kemudian ada yang hampir ga ada saham yang besar seperti MFIN, PBSA, banyak saham-saham yang baru," katanya.
Hal ini menandakan investor sebaiknya belajar trading dahulu jangan buy and hold, karena tidak terlalu menguntungkan untuk saham-saham di LQ45. Namun lain lagi bagi saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan beberapa saham yang lain mulai tertahan.
"Nah untuk saham berkapitalisasi besar itu ditutup turun, maka IHSG juga otomatis mengikuti," tegas Hendra.
Untuk saham berkapitalisasi kecil, Anda mau engga mau trading dengan jangka waktu yang sangat pendek. Investor harus perhatikan transaksi value-nya dan harus benar-benar tahu untuk saham berlapis dua itu cenderung bergerak dengan cepat.
"Kalau ada di posisi ini mending Anda stay away dulu, kita cari momentum, kita cari misalnya LQ45 mulai naik lagi dan sebagainya gitu," pungkasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda