Inovasi Minyak Makan Merah, Ini Keunggulannya Dibanding Minyak Goreng Biasa
Jum'at, 10 Juni 2022 - 10:56 WIB
JAKARTA - Kelapa sawit sebagai bahan baku utama minyak goreng di Indonesia bisa dikembangkan menjadi beragam produk, termasuk sebagai alternatif minyak goreng buatan pabrik-pabrik besar.
Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M Edwin Syahputra Lubis mengungkapkan, pihaknya telah menghasilkan inovasi dalam rangka merespon kebutuhan minyak goreng serta pengentasan stunting.
Inovasi tersebut adalah minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit dengan nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan.
"Minyak makan merah juga dapat menjadi jawaban untuk pengentasan stunting karena minyak makan merah memiliki asupan vitamin yang unggul dibandingkan dengan minyak goreng biasa," terang Edwin dikutip dari keterangan resmi Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (10/6/2022).
Sementara itu, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi menuturkan, dengan inovasi minyak makan merah, Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari petani tidak perlu lagi bergantung kepada pabrik minyak goreng.
"TBS yang ada di rakyat kan dibawa ke pabrik biasanya dan ditambah potongan sampai 7%. Kalau begitu caranya, TBS mereka kita kumpulin dan nggak usah kita bawa ke pabrik. Artinya kalau kita siapkan ini dengan alat yang sederhana, saya rasa kita mampu membuat minyak merah ini. Sehingga, kepusingan pemerintah karena minyak goreng ini bisa teratasi," tuturnya.
Edy menambahkan, pihaknya akan melakukan rapat untuk mengembangkan minyak makan merah di Sumatra Utara.
Menanggapi hal ini, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendesak pembangunan pabrik minyak makan merah oleh koperasi untuk segera dipercepat.
Hal ini demi menyelesaikan kebutuhan minyak goreng di samping minyak makan merah yang potensial memberikan nilai tambah bagi petani sawit.
"Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat. Dengan adanya ini juga dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng dan dapat menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat," kata Teten.
Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M Edwin Syahputra Lubis mengungkapkan, pihaknya telah menghasilkan inovasi dalam rangka merespon kebutuhan minyak goreng serta pengentasan stunting.
Inovasi tersebut adalah minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit dengan nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan.
"Minyak makan merah juga dapat menjadi jawaban untuk pengentasan stunting karena minyak makan merah memiliki asupan vitamin yang unggul dibandingkan dengan minyak goreng biasa," terang Edwin dikutip dari keterangan resmi Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (10/6/2022).
Sementara itu, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi menuturkan, dengan inovasi minyak makan merah, Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari petani tidak perlu lagi bergantung kepada pabrik minyak goreng.
"TBS yang ada di rakyat kan dibawa ke pabrik biasanya dan ditambah potongan sampai 7%. Kalau begitu caranya, TBS mereka kita kumpulin dan nggak usah kita bawa ke pabrik. Artinya kalau kita siapkan ini dengan alat yang sederhana, saya rasa kita mampu membuat minyak merah ini. Sehingga, kepusingan pemerintah karena minyak goreng ini bisa teratasi," tuturnya.
Edy menambahkan, pihaknya akan melakukan rapat untuk mengembangkan minyak makan merah di Sumatra Utara.
Menanggapi hal ini, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendesak pembangunan pabrik minyak makan merah oleh koperasi untuk segera dipercepat.
Hal ini demi menyelesaikan kebutuhan minyak goreng di samping minyak makan merah yang potensial memberikan nilai tambah bagi petani sawit.
"Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat. Dengan adanya ini juga dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng dan dapat menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat," kata Teten.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda