BI Dorong Ekonomi Digital Maksimalkan Produk Lokal
Rabu, 24 Juni 2020 - 18:32 WIB
BANDUNG - Bank Indonesia mendorong pemanfaatan ekonomi digital lebih banyak memaksimalkan produk lokal ketimbang produk impor. Langkah ini penting agar ekonomi Indonesia kembali bergerak di masa new normal ini.
Kepala Group Advisory Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat Pribadi Santoso mengatakan, salah satu sektor yang tidak terdampak signifikan pada pandemi Covid-19 adalah sektor komunikasi dan telekomunikasi. Sektor ini tetap eksis karena tingginya penggunaan internet oleh masyarakat.
"Penggunaan intenet terus naik, sehingga lahir peluang ekonomi digital. Ekonomi digital ini menawarkan efsiensi dan pertumbuhan lebih inklusif," jelas Pribadi pada webinar melalui Zoom di Bandung, Rabu (24/6/2020).
Kendati ekonomi digital memberi peluang besar bagi ekonomi nasional pada new normal, namun dia menganggap pemanfaatan ekonomi digital melalui marketplace mustinya banyak memanfaatkan produk lokal.
"Kita harus lebih banyak memanfaatkan produk lokal ketimbang produk luar negeri. Karena ini bisa menggerakkan ekonomi kita. Kita jangan kalah dengan Amerika Serikat, karena mereka juga menggunakan produk sendiri," jelas dia.
Pribadi menjelaskan, saat ini nyaris semua sektor terdampak Covid-19, termasuk manufaktur dan UMKM. Sehingga pemanfaatan ekonomi digital mustinya lebih banyak mendorong kembali menggeliatnya permintaan produk lokal.
Sementara itu, perwakilan Tokopedia Abdilah S. Tadjoedin mengatakan, saat ini ada sekitar 7,2 juta UMKM yang menjual barang di Tokopedia. Kendati begitu, dia mengakui tidak semua produk yang dijual dari dalam negeri.
"Memang tidak semua barang yang dijual adalah produk lokal, ada impornya, tapi itu sudah melawati mekanisme barang impor pemerintah," jelas dia.
Kepala Group Advisory Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat Pribadi Santoso mengatakan, salah satu sektor yang tidak terdampak signifikan pada pandemi Covid-19 adalah sektor komunikasi dan telekomunikasi. Sektor ini tetap eksis karena tingginya penggunaan internet oleh masyarakat.
"Penggunaan intenet terus naik, sehingga lahir peluang ekonomi digital. Ekonomi digital ini menawarkan efsiensi dan pertumbuhan lebih inklusif," jelas Pribadi pada webinar melalui Zoom di Bandung, Rabu (24/6/2020).
Kendati ekonomi digital memberi peluang besar bagi ekonomi nasional pada new normal, namun dia menganggap pemanfaatan ekonomi digital melalui marketplace mustinya banyak memanfaatkan produk lokal.
"Kita harus lebih banyak memanfaatkan produk lokal ketimbang produk luar negeri. Karena ini bisa menggerakkan ekonomi kita. Kita jangan kalah dengan Amerika Serikat, karena mereka juga menggunakan produk sendiri," jelas dia.
Pribadi menjelaskan, saat ini nyaris semua sektor terdampak Covid-19, termasuk manufaktur dan UMKM. Sehingga pemanfaatan ekonomi digital mustinya lebih banyak mendorong kembali menggeliatnya permintaan produk lokal.
Sementara itu, perwakilan Tokopedia Abdilah S. Tadjoedin mengatakan, saat ini ada sekitar 7,2 juta UMKM yang menjual barang di Tokopedia. Kendati begitu, dia mengakui tidak semua produk yang dijual dari dalam negeri.
"Memang tidak semua barang yang dijual adalah produk lokal, ada impornya, tapi itu sudah melawati mekanisme barang impor pemerintah," jelas dia.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda