Dari The Westin Resort Nusa Dua Bali, Sandiaga Uno Tabuh Genderang Investasi Subsektor Kuliner!
Rabu, 22 Juni 2022 - 08:18 WIB
"Kegiatan Demoday kali ini berhasil memilih 69 brand atau sekitar 138 peserta yang terdiri dari 37 brand food manufacture, 15 brand food service, dan 17 brand gabungan dari keduanya. Semua peserta Demoday 2022 berasal dari sembilan provinsi dan perwakilan terbanyak dari Jakarta (16 peserta), Jawa Barat (13 peserta), dan Jawa Timur (2 peserta)," ujar Henky Manurung.
Henky menilai FSI terbukti berhasil meningkatkan kolaborasi semua pemangku kepentingan industri kuliner Tanah Air yang sempat terdampak pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari produk-produk kuliner yang dihasilkan finalis FSI 2022 terus mengalami peningkatan kualitas usaha.
“FSI mendukung rantai pasok industri melalui akses pembiayaan, distribusi, dan pemasaran produk subsektor kuliner. Penguatan ekosistem kuliner sangat dibutuhkan agar proses pemulihan industri pariwisata dan ekonomi kreatif berjalan secara komprehensif," kata Henky.
Lebih lanjut, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Hanifah Makarim menjelaskan, selain investor, FSI 2022 juga menghadirkan berbagai narasumber dan mentor dalam sesi seminar serta coaching yang dilakukan bagi masing-masing finalis. Kehadiran berbagai narasumber dan mentor dalam Demoday dapat mempertajam aspek soft skill dan hard skill peserta atas bisnis yang sedang dijalankan.
“Melalui Demoday, para pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner didorong untuk berpikir out of the box untuk tetap bangkit dan berinovasi dalam menciptakan produk yang dapat diterima oleh masyarakat dan investor," kata Hanifah Makarim.
Meski bukan menjadi pemenang, ajang Demoday tetap strategis bagi finalis lainnya. Banyak finalis yang mendapatkan jejaring usaha dan dukungan langsung oleh masing-masing investor yang disampaikan usai pergelaran FSI.
Jika dilihat pada jenisnya, kata Hanifah, dukungan pendanaan yang dibutuhkan terdiri dari lima sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing, dan lembaga pinjaman lainnya. Besaran dana investasi yang paling banyak dibutuhkan pada FSI tahun ini terdiri dari dua kelompok yaitu antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar dan Rp100 juta hingga Rp500 juta.
"Berbagai jenis pendanaan yang diajukan tersebut tentu saja harus disertai oleh profesionalisme dan akuntabilitas pelaku UMKM sektor kuliner yang mengikuti FSI," kata Hanifah Makarim.
Sementara Co-Founder FSI, Bonnie Susilo, mengatakan konsistensi FSI telah memberikan dampak besar dalam mendukung perkembangan subsektor kuliner Tanah Air. Kegiatan ini seakan telah menjadi brand dan prestise bagi pelaku bisnis kuliner skala UKM di Indonesia.
Henky menilai FSI terbukti berhasil meningkatkan kolaborasi semua pemangku kepentingan industri kuliner Tanah Air yang sempat terdampak pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari produk-produk kuliner yang dihasilkan finalis FSI 2022 terus mengalami peningkatan kualitas usaha.
“FSI mendukung rantai pasok industri melalui akses pembiayaan, distribusi, dan pemasaran produk subsektor kuliner. Penguatan ekosistem kuliner sangat dibutuhkan agar proses pemulihan industri pariwisata dan ekonomi kreatif berjalan secara komprehensif," kata Henky.
Lebih lanjut, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Hanifah Makarim menjelaskan, selain investor, FSI 2022 juga menghadirkan berbagai narasumber dan mentor dalam sesi seminar serta coaching yang dilakukan bagi masing-masing finalis. Kehadiran berbagai narasumber dan mentor dalam Demoday dapat mempertajam aspek soft skill dan hard skill peserta atas bisnis yang sedang dijalankan.
“Melalui Demoday, para pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner didorong untuk berpikir out of the box untuk tetap bangkit dan berinovasi dalam menciptakan produk yang dapat diterima oleh masyarakat dan investor," kata Hanifah Makarim.
Meski bukan menjadi pemenang, ajang Demoday tetap strategis bagi finalis lainnya. Banyak finalis yang mendapatkan jejaring usaha dan dukungan langsung oleh masing-masing investor yang disampaikan usai pergelaran FSI.
Jika dilihat pada jenisnya, kata Hanifah, dukungan pendanaan yang dibutuhkan terdiri dari lima sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing, dan lembaga pinjaman lainnya. Besaran dana investasi yang paling banyak dibutuhkan pada FSI tahun ini terdiri dari dua kelompok yaitu antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar dan Rp100 juta hingga Rp500 juta.
"Berbagai jenis pendanaan yang diajukan tersebut tentu saja harus disertai oleh profesionalisme dan akuntabilitas pelaku UMKM sektor kuliner yang mengikuti FSI," kata Hanifah Makarim.
Sementara Co-Founder FSI, Bonnie Susilo, mengatakan konsistensi FSI telah memberikan dampak besar dalam mendukung perkembangan subsektor kuliner Tanah Air. Kegiatan ini seakan telah menjadi brand dan prestise bagi pelaku bisnis kuliner skala UKM di Indonesia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda