Pengelolaan Kelapa Sawit Berkelanjutan Solusi Atasi Meningkatnya Permintaan
Kamis, 23 Juni 2022 - 21:23 WIB
JAKARTA - Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas terpenting bagi Indonesia. Hal itu disebabkan karena penggunaannya dibutuhkan sebagai bahan baku di berbagai macam industri seperti produk pangan, kecantikan, industri oleokimia, dan biodiesel.
Terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga minyak kelapa sawit pada akhir 2021 lalu telah memperlihatkan implikasi yang sangat luas atas rantai pasok komoditas kelapa sawit di Indonesia.
Baca juga : Perkebunan Kelapa Sawit Pasca-Covid-19
Kelangkaan tersebut diduga karena turunnya produksi minyak nabati global yang berujung kepada meningkatnya permintaan minyak kepala sawit sebagai substitusinya.
Produksi CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri tahun 2021 turun sebesar 0,31%1, namun konsumsi mengalami kenaikan sekitar 6% dikarenakan adanya peningkatan permintaan setelah dilonggarkannya kebijakan terkait protokol COVID -19.
Kelapa sawit dikenal memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya pada luas lahan yang sama, sehingga perhatian pada proses produksi minyak kelapa sawit yang dikelola secara berkelanjutan dapat menciptakan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan kelangsungan sumber daya alamnya itu sendiri.
"Komitmen berkelanjutan perlu disesuaikan dengan kondisi terkini dalam konteks menyeluruh, dimana secara praktik dapat mendorong produsen menyediakan pilihan produk dari sumber-sumber yang berkelanjutan dengan perhatian pelestarian lingkungan dilanjutkan dengan edukasi dan kampanye penggunaan produk berkelanjutan. Sehingga konsumen dapat membeli produk-produk yang sudah jelas asal usulnya melalui verifikasi dan sertifikasi," kata Aditya Bayunanda, Acting CEO WWF Indonesia dalam acara webinar Sustainability Talk, terkait praktik kelapa sawit berkelanjutan di antara perwakilan dunia usaha, asosiasi, dan organisasi masyarakat sipil pada Selasa 21 Juni lalu.
Forum diskusi yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dan WWF Indonesia sebagai bagian dari program Green Lifestyle yang bertujuan untuk mendorong kolaborasi dan kontribusi para pemangku kepentingan mewujudkan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Baca juga : Industri Kelapa Sawit Bantu Ekonomi Masyarakat Sekitar
Terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga minyak kelapa sawit pada akhir 2021 lalu telah memperlihatkan implikasi yang sangat luas atas rantai pasok komoditas kelapa sawit di Indonesia.
Baca juga : Perkebunan Kelapa Sawit Pasca-Covid-19
Kelangkaan tersebut diduga karena turunnya produksi minyak nabati global yang berujung kepada meningkatnya permintaan minyak kepala sawit sebagai substitusinya.
Produksi CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri tahun 2021 turun sebesar 0,31%1, namun konsumsi mengalami kenaikan sekitar 6% dikarenakan adanya peningkatan permintaan setelah dilonggarkannya kebijakan terkait protokol COVID -19.
Kelapa sawit dikenal memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya pada luas lahan yang sama, sehingga perhatian pada proses produksi minyak kelapa sawit yang dikelola secara berkelanjutan dapat menciptakan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan kelangsungan sumber daya alamnya itu sendiri.
"Komitmen berkelanjutan perlu disesuaikan dengan kondisi terkini dalam konteks menyeluruh, dimana secara praktik dapat mendorong produsen menyediakan pilihan produk dari sumber-sumber yang berkelanjutan dengan perhatian pelestarian lingkungan dilanjutkan dengan edukasi dan kampanye penggunaan produk berkelanjutan. Sehingga konsumen dapat membeli produk-produk yang sudah jelas asal usulnya melalui verifikasi dan sertifikasi," kata Aditya Bayunanda, Acting CEO WWF Indonesia dalam acara webinar Sustainability Talk, terkait praktik kelapa sawit berkelanjutan di antara perwakilan dunia usaha, asosiasi, dan organisasi masyarakat sipil pada Selasa 21 Juni lalu.
Forum diskusi yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dan WWF Indonesia sebagai bagian dari program Green Lifestyle yang bertujuan untuk mendorong kolaborasi dan kontribusi para pemangku kepentingan mewujudkan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Baca juga : Industri Kelapa Sawit Bantu Ekonomi Masyarakat Sekitar
tulis komentar anda