Pasokan Gas Rusia Minim, CEO Shell: Tidak Mungkin Menutupinya dengan LNG
Rabu, 29 Juni 2022 - 19:07 WIB
SINGAPURA - Chief Executive Officer (CEO) Shell , Ben van Beurden memperingatkan, ketidakpastian di pasar minyak dan gas ( Migas ) global bakal berlangsung cukup lama. Hal ini menyusul kapasitas cadangan yang sangat rendah, sementara permintaan berangsur pulih.
"Saya percaya bahwa kita akan menghadapi sedikit ketidakpastian di pasar untuk beberapa waktu mendatang," katanya kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/6/2022).
"Kapasitas cadangan berjalan sangat, sangat rendah," katanya, seraya menambahkan bahwa meskipun ada tantangan ekonomi dan COVID-19, permintaan minyak dan gas global mulai pulih.
Sementara itu harga minyak dan gas global telah melonjak tahun ini karena sanksi Barat terhadap Rusia membuat pasokan dari salah satu produsen top dunia itu tidak terjangkau oleh sebagian besar pembeli.
Pada saat yang sama, sistem penyulingan minyak dunia hampir habis, kata van Beurden, sehingga meningkatkan margin penyulingan dan harga bensin serta solar.
"Beberapa perusahaan, termasuk Shell, telah menutup atau mengonversi unit secara permanen. Sedangkan ekspor produk olahan Rusia dibatasi karena sanksi," tambahnya.
Ditambah juga, "kami melihat China yang sengaja atau karena alasan domestik tidak mengekspor," kata van Beurden.
Di Eropa, pasokan gas pipa Rusia telah turun karena adanya pemeliharaan di Nord Stream 1, memaksa pembeli Eropa untuk beralih ke impor gas alam cair (LNG) dan memicu kekhawatiran tentang pasokan menjelang puncak permintaan saat musim dingin.
"Saya pikir tidak mungkin untuk menutupi seluruh kapasitas gas pipa yang keluar dari Rusia dengan LNG ," kata van Beurden.
"Jika kita tidak mengambil langkah-langkah signifikan, seperti misalnya penghematan energi, mungkin tingkat penjatahan tertentu, itu akan menjadi masalah," paparnya.
"Saya percaya bahwa kita akan menghadapi sedikit ketidakpastian di pasar untuk beberapa waktu mendatang," katanya kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/6/2022).
"Kapasitas cadangan berjalan sangat, sangat rendah," katanya, seraya menambahkan bahwa meskipun ada tantangan ekonomi dan COVID-19, permintaan minyak dan gas global mulai pulih.
Sementara itu harga minyak dan gas global telah melonjak tahun ini karena sanksi Barat terhadap Rusia membuat pasokan dari salah satu produsen top dunia itu tidak terjangkau oleh sebagian besar pembeli.
Pada saat yang sama, sistem penyulingan minyak dunia hampir habis, kata van Beurden, sehingga meningkatkan margin penyulingan dan harga bensin serta solar.
"Beberapa perusahaan, termasuk Shell, telah menutup atau mengonversi unit secara permanen. Sedangkan ekspor produk olahan Rusia dibatasi karena sanksi," tambahnya.
Ditambah juga, "kami melihat China yang sengaja atau karena alasan domestik tidak mengekspor," kata van Beurden.
Di Eropa, pasokan gas pipa Rusia telah turun karena adanya pemeliharaan di Nord Stream 1, memaksa pembeli Eropa untuk beralih ke impor gas alam cair (LNG) dan memicu kekhawatiran tentang pasokan menjelang puncak permintaan saat musim dingin.
"Saya pikir tidak mungkin untuk menutupi seluruh kapasitas gas pipa yang keluar dari Rusia dengan LNG ," kata van Beurden.
"Jika kita tidak mengambil langkah-langkah signifikan, seperti misalnya penghematan energi, mungkin tingkat penjatahan tertentu, itu akan menjadi masalah," paparnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda