Tekan Inflasi, DJPb Sulsel Optimalkan Percepatan Belanja Fungsi Ekonomi
Kamis, 30 Juni 2022 - 13:33 WIB
MAKASSAR - Naiknya harga komoditas pangan dan transportasi menjadi pemicu terjadinya inflasi sebesar 0,28 persen pada bulan Mei 2022 di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dimana terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,38 pada April 2022 menjadi 110,70 pada Mei 2022.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2022, yakni angkutan udara, tarif air PAM, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, ikan layang/benggol, rokok kretek filter, parfum, kontrak rumah, dan mie kering instant.
Untuk kelompok transportasi memberikan andil paling besar terhadap inflasi, yaitu sebesar 0,228 persen bila dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 1,88 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 0,13 persen.
Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel, Syaiful mengatakan, pemerintah akan berupaya memaksimalkan percepatan belanja fungsi ekonomi di bidang transportasi, sehingga diharapkan dapat meminimalisis lonjakan harga di bidang transportasi yang memicu inflasi.
"Pemerintah berupaya agar terus mendorong percepatan belanja fungsi ekonomi bidang transportasi sehingga mampu menekan biaya transportasi di Sulawesi Selatan," tandasnya.
Untuk komoditas pangan sendiri, DJPb Sulsel bersama Pemerintah Daerah, akan terus menjaga stabilitas harga yang beredar di masyarakat dengan melakukan operasi pasar, sehingga harga tetap terjangkau dan inflasi tetap dapat di tekan.
Dimana terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,38 pada April 2022 menjadi 110,70 pada Mei 2022.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2022, yakni angkutan udara, tarif air PAM, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, ikan layang/benggol, rokok kretek filter, parfum, kontrak rumah, dan mie kering instant.
Untuk kelompok transportasi memberikan andil paling besar terhadap inflasi, yaitu sebesar 0,228 persen bila dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 1,88 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 0,13 persen.
Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel, Syaiful mengatakan, pemerintah akan berupaya memaksimalkan percepatan belanja fungsi ekonomi di bidang transportasi, sehingga diharapkan dapat meminimalisis lonjakan harga di bidang transportasi yang memicu inflasi.
"Pemerintah berupaya agar terus mendorong percepatan belanja fungsi ekonomi bidang transportasi sehingga mampu menekan biaya transportasi di Sulawesi Selatan," tandasnya.
Untuk komoditas pangan sendiri, DJPb Sulsel bersama Pemerintah Daerah, akan terus menjaga stabilitas harga yang beredar di masyarakat dengan melakukan operasi pasar, sehingga harga tetap terjangkau dan inflasi tetap dapat di tekan.
tulis komentar anda