Survei Ipsos: 49% Masyarakat Optimis Penghasilan Kembali Naik di Akhir Tahun
Kamis, 25 Juni 2020 - 22:29 WIB
Bahkan hampir separuh masyarakat Indonesia mengaku pada bulan Juni-Juli mulai memberanikan diri, percaya, dan dapat merasa nyaman untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti makan di restoran atau café, mengunjungi rumah kerabat atau teman, menggunakan sarana transportasi umum, pergi ke acara pertemuan atau gathering, pergi ke pusat kebugaran atau gym.
Tetapi untuk melakukan perjalanan dalam negeri atau domestik, mereka masih enggan dalam waktu dekat, sebagian kecil akan melakukan perjalanan pada periode Augustus-Desember 2020 dan sebagian besar masih tidak nyaman untuk melakukan perjalanan bahkan hingga tahun depan. Begitu pula dengan melakukan perjalanan ke luar negeri, 66% masyarakat Indonesia memilih untuk tidak pergi ke negara lain di tahun 2020 ini.
Selain mempengaruhi pendapatan, pandemi Covid-19 juga merubah pola perilaku masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi, baik dari prioritas pilihan produk maupun saluran pembelian produk. Pada hasil survei terlihat adanya peningkatan anggaran pengeluaran untuk membeli bahan makanan sebanyak 34%, produk kebersihan 24%, dan produk perawatan diri atau personal care bertambah 6% dibandingkan sebelum pandemi.
Sedangkan anggaran untuk pembelian produk fashion (pakaian dan aksesoris), elektronik, buku, mainan anak, video games, minuman keras, liburan, pergi ke café dan restoran, serta melakukan aktivitas terkait kebudayaan menurun cukup signifikan hingga 30%. Begitu juga dengan produk perawatan diri (personal care) dan produk kebersihan, dengan masing-masing persentase 53%.
Jalur pembelian (purchase channel) pun berubah signifikan, di mana 62% masyarakat Indonesia memilih untuk membeli kebutuhan pokok dan bahan makanan secara online dibandingkan jalur konvensional seperti sebelum pandemi.
“Ketika mayoritas perilaku pembelian (purchasing behaviour) telah berubah selama pandemi, ada aspek belanja ritel dan offline shopping yang masih tidak tergantikan dan akan mendorong paling tidak sebagian konsumen kembali berbelanja secara offline seperti “mall culture” di Indonesia, ini dapat dilihat dari banyaknya orang di mall-mall yang saat ini sudah kembali beroperasional. Baik pemasar dari lingkup online ataupun offline perlu memperhatikan hal ini,” menurut Ilman Hasibuan.
Lebih jauh, dalam survei diketahui ada 10 perusahaan yang dinilai paling peduli dan memberikan dukungan terhadap Pemerintah maupun masyarakat Indonesia dalam menghadapi krisis selama pandemi Covid-19. Adapun perusahaan-perusahaan tersebut secara berurutan dari peringkat tertinggi hingga kesepuluh adalah Unilever, Gojek, Grab, Indofood, Pertamina, Tokopedia, Wardah, Shopee, Wing Group, dan MNC Group.
Sehubungan dengan hasil survei di atas, banyaknya data tentang perilaku konsumen di masa pandemi ini, Ipsos in Indonesia merasa perlu adanya platform atau wadah untuk mengambil intisari dari semua informasi dan menyimpulkan informasi yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis terkait bisnis mereka.
Mengacu pada framework “What So What Now What”, informasi tentang pandemi yang ada sekarang ini berfokus pada “What” atau komponen utama informasinya. Ipsos in Indonesia secara proaktif membantu para pemasar dengan bergerak 1-2 langkah ke depan, memberikan komponen “So What” dan juga “Now What” dengan solusi-solusi yang dimiliki.
Dalam webinar Ipsos in Indonesia mendatang, 1 Juli 2020, bertema, “Cutting Through the Noise”, para pemasar dapat menemukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan bisnis mereka di era re-opening economy ini.
Tetapi untuk melakukan perjalanan dalam negeri atau domestik, mereka masih enggan dalam waktu dekat, sebagian kecil akan melakukan perjalanan pada periode Augustus-Desember 2020 dan sebagian besar masih tidak nyaman untuk melakukan perjalanan bahkan hingga tahun depan. Begitu pula dengan melakukan perjalanan ke luar negeri, 66% masyarakat Indonesia memilih untuk tidak pergi ke negara lain di tahun 2020 ini.
Selain mempengaruhi pendapatan, pandemi Covid-19 juga merubah pola perilaku masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi, baik dari prioritas pilihan produk maupun saluran pembelian produk. Pada hasil survei terlihat adanya peningkatan anggaran pengeluaran untuk membeli bahan makanan sebanyak 34%, produk kebersihan 24%, dan produk perawatan diri atau personal care bertambah 6% dibandingkan sebelum pandemi.
Sedangkan anggaran untuk pembelian produk fashion (pakaian dan aksesoris), elektronik, buku, mainan anak, video games, minuman keras, liburan, pergi ke café dan restoran, serta melakukan aktivitas terkait kebudayaan menurun cukup signifikan hingga 30%. Begitu juga dengan produk perawatan diri (personal care) dan produk kebersihan, dengan masing-masing persentase 53%.
Jalur pembelian (purchase channel) pun berubah signifikan, di mana 62% masyarakat Indonesia memilih untuk membeli kebutuhan pokok dan bahan makanan secara online dibandingkan jalur konvensional seperti sebelum pandemi.
“Ketika mayoritas perilaku pembelian (purchasing behaviour) telah berubah selama pandemi, ada aspek belanja ritel dan offline shopping yang masih tidak tergantikan dan akan mendorong paling tidak sebagian konsumen kembali berbelanja secara offline seperti “mall culture” di Indonesia, ini dapat dilihat dari banyaknya orang di mall-mall yang saat ini sudah kembali beroperasional. Baik pemasar dari lingkup online ataupun offline perlu memperhatikan hal ini,” menurut Ilman Hasibuan.
Lebih jauh, dalam survei diketahui ada 10 perusahaan yang dinilai paling peduli dan memberikan dukungan terhadap Pemerintah maupun masyarakat Indonesia dalam menghadapi krisis selama pandemi Covid-19. Adapun perusahaan-perusahaan tersebut secara berurutan dari peringkat tertinggi hingga kesepuluh adalah Unilever, Gojek, Grab, Indofood, Pertamina, Tokopedia, Wardah, Shopee, Wing Group, dan MNC Group.
Sehubungan dengan hasil survei di atas, banyaknya data tentang perilaku konsumen di masa pandemi ini, Ipsos in Indonesia merasa perlu adanya platform atau wadah untuk mengambil intisari dari semua informasi dan menyimpulkan informasi yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis terkait bisnis mereka.
Mengacu pada framework “What So What Now What”, informasi tentang pandemi yang ada sekarang ini berfokus pada “What” atau komponen utama informasinya. Ipsos in Indonesia secara proaktif membantu para pemasar dengan bergerak 1-2 langkah ke depan, memberikan komponen “So What” dan juga “Now What” dengan solusi-solusi yang dimiliki.
Dalam webinar Ipsos in Indonesia mendatang, 1 Juli 2020, bertema, “Cutting Through the Noise”, para pemasar dapat menemukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan bisnis mereka di era re-opening economy ini.
tulis komentar anda