Hati-hati Penipuan Berkedok Lelang DJKN, Kenali Modus dan Cirinya
Jum'at, 08 Juli 2022 - 15:53 WIB
JAKARTA - Direktur Lelang Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Joko Prihanto mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penipuan berkedok lelang DJKN.
"Jangan mudah percaya kalau ada selebaran atau yang menawarkan lelang dengan harga tidak wajar. Misal harga pasar Rp500 juta, ditawarkan cuma Rp150 juta," kata Joko dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Tak hanya itu, modus lainnya adalah penipuan melalui telepon, di mana pelaku memperkenalkan diri sebagai pegawai DJKN atau pegawai Kementerian Keuangan yang bisa membantu memenangkan lelang.
"Wah itu sudah penipuan. Lelang sekarang sudah pada platform digital di lelang.go.id, sudah nggak bisa pesan-pesan atau titip jadi pemenang. Kalau mau jadi lelang, ya lelang dengan adil, bersaing harga tinggi," tuturnya.
Selain itu, para penipu lelang juga sering menggunakan akun media sosial palsu, yang dibuat mirip dengan akun resmi instansi pemerintah, bahkan memakai logo-logonya.
"Paling penting, biasanya bila menelpon, para penipu minta transfer uang ke rekening pribadi, bukan rekening resmi kantor. Kalau ikut di lelang.go.id kan nyetor uang jaminan dan lainnya semua ke rekening resmi kantor atau bendahara penerima," bebernya.
Kemudian, ciri lainnya adalah sang penipu ini aktif menelpon calon korban terus-menerus dengan jeda beberapa menit saja. Namun, begitu uangnya sudah ditransfer, nomor yang mereka gunakan sudah tidak bisa dihubungi lagi karena sang penipu sudah mendapatkan dananya.
"Itu ciri-ciri penipuan. Jadi, kalau mau ikut lelang, langsung saja di lelang.go.id, kalau ada yang mau ditanyakan bisa menghubungi HaloDJKN 150-991 atau kantor DJKN terdekat,” terang Joko.
“Nanyanya sebelum transfer dana ke penipu, pastikan apa ada tawaran itu secara resmi atau tidak, jangan setelah transfer baru nanya. Mestinya nanya dulu, jangan sampai nanti nangis jadinya," tukas dia.
"Jangan mudah percaya kalau ada selebaran atau yang menawarkan lelang dengan harga tidak wajar. Misal harga pasar Rp500 juta, ditawarkan cuma Rp150 juta," kata Joko dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Tak hanya itu, modus lainnya adalah penipuan melalui telepon, di mana pelaku memperkenalkan diri sebagai pegawai DJKN atau pegawai Kementerian Keuangan yang bisa membantu memenangkan lelang.
"Wah itu sudah penipuan. Lelang sekarang sudah pada platform digital di lelang.go.id, sudah nggak bisa pesan-pesan atau titip jadi pemenang. Kalau mau jadi lelang, ya lelang dengan adil, bersaing harga tinggi," tuturnya.
Selain itu, para penipu lelang juga sering menggunakan akun media sosial palsu, yang dibuat mirip dengan akun resmi instansi pemerintah, bahkan memakai logo-logonya.
"Paling penting, biasanya bila menelpon, para penipu minta transfer uang ke rekening pribadi, bukan rekening resmi kantor. Kalau ikut di lelang.go.id kan nyetor uang jaminan dan lainnya semua ke rekening resmi kantor atau bendahara penerima," bebernya.
Kemudian, ciri lainnya adalah sang penipu ini aktif menelpon calon korban terus-menerus dengan jeda beberapa menit saja. Namun, begitu uangnya sudah ditransfer, nomor yang mereka gunakan sudah tidak bisa dihubungi lagi karena sang penipu sudah mendapatkan dananya.
"Itu ciri-ciri penipuan. Jadi, kalau mau ikut lelang, langsung saja di lelang.go.id, kalau ada yang mau ditanyakan bisa menghubungi HaloDJKN 150-991 atau kantor DJKN terdekat,” terang Joko.
“Nanyanya sebelum transfer dana ke penipu, pastikan apa ada tawaran itu secara resmi atau tidak, jangan setelah transfer baru nanya. Mestinya nanya dulu, jangan sampai nanti nangis jadinya," tukas dia.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda