Erick Thohir Proyeksikan Harga BBM dan Pangan Masih Bergejolak
Rabu, 03 Agustus 2022 - 19:41 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperkirakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pangan di dalam negeri masih belum stabil. Gejolak harga pangan dan energi tersebut lantaran dampak dari perang Rusia dan Ukraina.
Gejolak geopolitik atas konflik Rusia dan Ukraina, lanjut Erick, berdampak luas pada perekonomian di banyak negara, termasuk di Indonesia. Hal ini pun harus diantisipasi karena berdampak pada harga BBM dan pangan secara global. Kekhawatiran tersebut juga diperkuat oleh inflasi yang saat ini masih tinggi. Indonesia inflasi berada di angka 4 persen atau masih di bawah pertumbuhan.
"Geopolitik ini terus harus diantisipasi, saya rasa perang Ukraina-Rusia belum terlihat mereda, artinya ada kekhawatiran seluruh dunia yang namanya harga pangan, BBM ini masih belum stabil, inflasi masih tinggi, di indonesia sendiri angka terakhir di 4 persenan masih dibawah pertumbuhan tapi kita harus disiplin menjaga hal ini," ungkap Erick saat ditemui wartawan di kawasan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Pemerintah memang sudah menaikkan harga tiga jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi sejak 10 Juli 2022 lalu. Ketiga jenis BBM ini di antaranya Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Meski begitu, PT Pertamina (Persero) masih menahan harga Pertamax di angka Rp12.500 per liter dan Pertalite di kisaran Rp7.500 per liter. Kenaikan harga BBM umum atau non penugasan pemerintah ini berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020.
Beleid ini mengatur tentang formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum, jenis bensin, dan minyak solar yang disalurkan melalui SPBU. Pertamax Turbo atau RON 98 naik dari semula Rp14.500 per liter menjadi Rp16.200 per liter, sedangkan Dexlite naik dari semula Rp12.950 per liter menjadi Rp15.000 per liter.
Gejolak geopolitik atas konflik Rusia dan Ukraina, lanjut Erick, berdampak luas pada perekonomian di banyak negara, termasuk di Indonesia. Hal ini pun harus diantisipasi karena berdampak pada harga BBM dan pangan secara global. Kekhawatiran tersebut juga diperkuat oleh inflasi yang saat ini masih tinggi. Indonesia inflasi berada di angka 4 persen atau masih di bawah pertumbuhan.
"Geopolitik ini terus harus diantisipasi, saya rasa perang Ukraina-Rusia belum terlihat mereda, artinya ada kekhawatiran seluruh dunia yang namanya harga pangan, BBM ini masih belum stabil, inflasi masih tinggi, di indonesia sendiri angka terakhir di 4 persenan masih dibawah pertumbuhan tapi kita harus disiplin menjaga hal ini," ungkap Erick saat ditemui wartawan di kawasan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Pemerintah memang sudah menaikkan harga tiga jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi sejak 10 Juli 2022 lalu. Ketiga jenis BBM ini di antaranya Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Meski begitu, PT Pertamina (Persero) masih menahan harga Pertamax di angka Rp12.500 per liter dan Pertalite di kisaran Rp7.500 per liter. Kenaikan harga BBM umum atau non penugasan pemerintah ini berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020.
Beleid ini mengatur tentang formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum, jenis bensin, dan minyak solar yang disalurkan melalui SPBU. Pertamax Turbo atau RON 98 naik dari semula Rp14.500 per liter menjadi Rp16.200 per liter, sedangkan Dexlite naik dari semula Rp12.950 per liter menjadi Rp15.000 per liter.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda