Rusia Embargo Ukraina, Pasokan Gandum ke Indonesia Terancam
Rabu, 10 Agustus 2022 - 17:28 WIB
JAKARTA - Konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina mengancam pasokan gandum yang bakal masuk ke Indonesia. Apalagi, Indonesia sudah tergantung pada impor gandum dari Ukraina, bahkan negara tersebut menjadi pemasok gandum terbesar kedua ke Indonesia.
"Pertama terkait Ukraina, dunia masih buntu, karena Rusia mengembargo pelabuhan di Ukraina, sehingga Ukraina tidak bisa mengeluarkan gandumnya untuk diekspor ke negara lain," ujar Dwi Andreas, Kepala Pusat Bioteknologi IPB University, saat dihubungi MNC Portal, Rabu (10/8/2022).
Menurutnya saat ini Ukraina dan juga Rusia menjadi salah satu pemasok terbesar gandum dunia, sehingga embargo ke Ukraina bakal berdampak pada rantai pasok gandum, termasuk ke Indonesia.
"Saat ini gandum yang diproduksi oleh Ukraina tidak bisa keluar. Padahal Rusia dan Ukraina memasok sekitar 30% pasar gandum dunia, jadi sangat besar perannya," tambah Dwi Andreas.
Namun demikian, Indonesia masih bisa terbantu dengan memproduksi maupun mengimpor jagung. Menurutnya, saat ini mayoritas gandum yang diimpor dari Rusia dan Ukraina untuk kebutuhan pakan ternak.
"Kalau misalnya tidak terganggu, Indonesia bisa mengimpor jagung, mungkin akan tersubstitusi oleh jagung. Kalau produksi dalam negeri sudah mentok untuk jagung," lanjutnya.
Sedangkan kalau untuk memproduksinya sendiri, menurut Dwi Andreas, saat ini Indonesia masih kekurangan lahan garapan untuk jagung. Padahal produksi jagung dalam negeri di saat ini cukup prospektif.
"Kalau lahan petani ada, sekarang ini harganya cukup bagus, mereka bisa meningkatkan produksinya cukup tajam, untuk menggantikan gandum yang dari Ukraina," pungkasnya.
"Pertama terkait Ukraina, dunia masih buntu, karena Rusia mengembargo pelabuhan di Ukraina, sehingga Ukraina tidak bisa mengeluarkan gandumnya untuk diekspor ke negara lain," ujar Dwi Andreas, Kepala Pusat Bioteknologi IPB University, saat dihubungi MNC Portal, Rabu (10/8/2022).
Menurutnya saat ini Ukraina dan juga Rusia menjadi salah satu pemasok terbesar gandum dunia, sehingga embargo ke Ukraina bakal berdampak pada rantai pasok gandum, termasuk ke Indonesia.
"Saat ini gandum yang diproduksi oleh Ukraina tidak bisa keluar. Padahal Rusia dan Ukraina memasok sekitar 30% pasar gandum dunia, jadi sangat besar perannya," tambah Dwi Andreas.
Namun demikian, Indonesia masih bisa terbantu dengan memproduksi maupun mengimpor jagung. Menurutnya, saat ini mayoritas gandum yang diimpor dari Rusia dan Ukraina untuk kebutuhan pakan ternak.
"Kalau misalnya tidak terganggu, Indonesia bisa mengimpor jagung, mungkin akan tersubstitusi oleh jagung. Kalau produksi dalam negeri sudah mentok untuk jagung," lanjutnya.
Sedangkan kalau untuk memproduksinya sendiri, menurut Dwi Andreas, saat ini Indonesia masih kekurangan lahan garapan untuk jagung. Padahal produksi jagung dalam negeri di saat ini cukup prospektif.
"Kalau lahan petani ada, sekarang ini harganya cukup bagus, mereka bisa meningkatkan produksinya cukup tajam, untuk menggantikan gandum yang dari Ukraina," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda