Didanai APBN, Vaksin Indovac Awalnya Gratis Setelah Itu Dijual Rp100.000 Per Dosis
Senin, 22 Agustus 2022 - 15:31 WIB
JAKARTA - Pemerintah mematok harga vaksin Indovac kepada masyarakat di kisaran Rp100.000 per dosis. Harga tersebut disampaikan langsung Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir.
"Harga nanti mungkin akan kita usahakan di bawah Rp100.000 ya karena memang prosesnya itu 80% dilakukan di Indonesia," ujar Honesti saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Meski akan berbayar, vaksin Covid-19 hasil produksi Holding BUMN Farmasi ini, pada tahap awal penggunaannya diberikan secara gratis. Honesti menyebut vaksinasi secara cuma-cuma lantaran menggunakan APBN.
Meski begitu, vaksin akan kembali dijual pemerintah bila status pandemi sudah dicabut pemerintah. Honesti menyebut, jika tidak dibiayai APBN, maka vaksin Indovac seperti vaksin flu lainnya yang berbayar.
"Kalau tahun depan enggak ada lagi, pandemi ini cabut, masuk ke endemi ya kayak vaksin flu aja, jadinya berbayar. Tapi sekarang masih fokuskan program pemerintah," kata dia.
Di lain sisi, penggunaan vaksin Indovac diperuntukkan untuk booster atau vaksinasi ketiga pada orang dewasa. "Selain itu, booster anak, dan primary untuk anak. Dan itu gratis, pemerintah yang bayar. Jadi APBN (yang bayar), masyarakat menikmati," kata Honesti.
Saat ini uji klinis vaksin masuk pada tahap III. Proses ini ditargetkan selesai pada Juli 2022 dan selanjutnya akan menerima emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Harga nanti mungkin akan kita usahakan di bawah Rp100.000 ya karena memang prosesnya itu 80% dilakukan di Indonesia," ujar Honesti saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Meski akan berbayar, vaksin Covid-19 hasil produksi Holding BUMN Farmasi ini, pada tahap awal penggunaannya diberikan secara gratis. Honesti menyebut vaksinasi secara cuma-cuma lantaran menggunakan APBN.
Meski begitu, vaksin akan kembali dijual pemerintah bila status pandemi sudah dicabut pemerintah. Honesti menyebut, jika tidak dibiayai APBN, maka vaksin Indovac seperti vaksin flu lainnya yang berbayar.
"Kalau tahun depan enggak ada lagi, pandemi ini cabut, masuk ke endemi ya kayak vaksin flu aja, jadinya berbayar. Tapi sekarang masih fokuskan program pemerintah," kata dia.
Di lain sisi, penggunaan vaksin Indovac diperuntukkan untuk booster atau vaksinasi ketiga pada orang dewasa. "Selain itu, booster anak, dan primary untuk anak. Dan itu gratis, pemerintah yang bayar. Jadi APBN (yang bayar), masyarakat menikmati," kata Honesti.
Saat ini uji klinis vaksin masuk pada tahap III. Proses ini ditargetkan selesai pada Juli 2022 dan selanjutnya akan menerima emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
(uka)
tulis komentar anda