Jago di Kebun, Petani Milenial Sukses Kembangkan Emas Hijau

Selasa, 23 Agustus 2022 - 17:30 WIB
Ilustrasi. FOTO/iStock Photo
SUKABUMI - Kelompok Tani Riady Vanilla dan Abdullah, sejak tahun 2017 sudah menggeluti vanili hingga kini. "Komoditas vanili, jika dijalankan dengan ketekunan dan kesabaran bisa menjadi sumber yang berharga dan sangat menghasilkan," ujar Riady Vanilla, baru-baru ini.

Menurut Riady, vanili memiliki potensi yang besar. Pasalnya, budidayanya hanya dapat dilakukan di negara dengan iklim tertentu, seperti Indonesia. Hal tersebut pun membuat vanili minim kompetitor dan perang harga. Dengan proses pasca panen yang tepat, keuntungan yang dihasilkan dapat jauh lebih tinggi.

"Salah satu motivasi saya mengembangkan vanili karena sebagai rempah termahal (disebut emas hijau) setelah saffron, membuat harga vanili internasional, terutama dalam bentuk kering, sangat stabil," ujarnya.



"Saya bersama partner, Abdullah, sudah dapat merasakan harga vanili yang baik, walau dengan trial dan error pasca panen yang cukup panjang," tutur Riady mengawali ceritanya dalam mengembangkan vanili.



“Kami sudah pernah jual ke hotel bintang 5 di Jakarta, cafe dan bakery, serta luar negeri, salah satunya Singapura, Jepang, Thailand, USA, Belanda, sebanyak 50 kg.

"Selain itu, pernah dipanggil liputan dan podcast untuk Majalah Bareca (Bakery Resto Cafe) membahas vanili dan rempah dalam industri kuliner sebagai petani vanili dan chef, karena sebelumnya saya berprofesi sebagai chef," jelasnya.



Riady sendiri berharap, ke depannya, vanili dapat lebih berkualitas dan citra vanili Indonesia semakin baik di pasar dunia. Ia juga berharap untuk hidup para petani vanili agar semakin sejahtera.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More