Petani dan Penyuluh Nagari Solok Ambah Genjot Percepatan Tanam
Selasa, 30 Juni 2020 - 21:44 WIB
JAKARTA - Semangat petani dan penyuluh di Nagari Solok Ambah, Kabupaten Sinjunjung, patut diapresiasi. Petani dan penyuluh tetap turun ke lapangan dan melakukan percepatan tanam.
Pandemi Covid-19 sejauh ini tidak mengganggu aktivitas petani dan penyuluh. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali menekankan, bahwa petani dan penyuluh adalah garda terdepan bagi pertanian.
“Dalam pandemi Covid-19, pertanian tidak boleh berhenti. Petani dan penyuluh harus turun ke lapangan, harus langsung tanam usai panen. Karena dengan cara itu kita bisa memenuhi ketersediaan pangan,” tutur Mentan Yasin Limpo, Selasa (30/6/2020).
( )
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengajak, seluruh insan pertanian untuk tanam. “Kita harus tanam, tanam, tanam. Indonesia diberkahi dengan lahan yang subur, dengan sinar matari melimpah, air yang melimpah, dan iklim yang bagus. Kelebihan ini membuat Indonesia bisa tanam kapan saja,” katanya.
Di Nagari Solok Ambah Kabupaten Sinjunjung, dari total luas sawah 121 ha, pada saat ini sekitar 60 ha sudah selesai dilakukan pengolahan tanah. Delapan hand traktor yang tersebar di kelompok-kelompok tani yang ada di Nagari Solok Ambah semua beroperasi dengan sempurna dan di antaranya dilakukan dengan fasilitasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung.
Daerah irigasi (DI) Batang Takung merupakan salah satu lokasi Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Terpadu secara Partisipatif yang dikenal dengan IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project) di KabupatenSijunjung.
( )
“Pasokan air untuk hamparan sawah yang berada di sekitar Daerah Irigasi (DI) Batang Takung pada saat ini masih mencukupi. Untuk menjaga supaya air ini tetap terjaga kita sudah buat kesepakatan bersama tokoh masyarakat, Ninik mamak, alim ulama, dan pemerintahan nagari untuk tetap melestarikan hutan di hulu sungai,” ujar salah seorang pengurus kelompok tani yang juga sebagai salah satu anggota BPN Nagari Solok Ambah.
Sambung dia menerangkan, juga sudah mempetakan kawasan hutan di hulu sungai yang tidak boleh diganggu. Disebutkan bahwa tahun ini wilayahnya mendapat alokasi kegiatan dari Dinas pertanian berupa rehabilitasi jaringan irigasi desa.
Sedangkan penyuluh wilayah binaan Nagari Solok Ambah, Elmi Desti, mengajak petani untuk memanfaatkan sisa air di musim hujan. “Berdasarkan buletin BMKG yang dikirimkan rutin ke BPP Sijunjung untuk bulan Juni tahun 2020 prediksi hujan di Kabupaten Sijunjung berada dikisaran 150 sampai 300 mm. Artinya hujan masih turun dan mencukupi untuk turun ke sawah,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 sejauh ini tidak mengganggu aktivitas petani dan penyuluh. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali menekankan, bahwa petani dan penyuluh adalah garda terdepan bagi pertanian.
“Dalam pandemi Covid-19, pertanian tidak boleh berhenti. Petani dan penyuluh harus turun ke lapangan, harus langsung tanam usai panen. Karena dengan cara itu kita bisa memenuhi ketersediaan pangan,” tutur Mentan Yasin Limpo, Selasa (30/6/2020).
( )
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengajak, seluruh insan pertanian untuk tanam. “Kita harus tanam, tanam, tanam. Indonesia diberkahi dengan lahan yang subur, dengan sinar matari melimpah, air yang melimpah, dan iklim yang bagus. Kelebihan ini membuat Indonesia bisa tanam kapan saja,” katanya.
Di Nagari Solok Ambah Kabupaten Sinjunjung, dari total luas sawah 121 ha, pada saat ini sekitar 60 ha sudah selesai dilakukan pengolahan tanah. Delapan hand traktor yang tersebar di kelompok-kelompok tani yang ada di Nagari Solok Ambah semua beroperasi dengan sempurna dan di antaranya dilakukan dengan fasilitasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung.
Daerah irigasi (DI) Batang Takung merupakan salah satu lokasi Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Terpadu secara Partisipatif yang dikenal dengan IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project) di KabupatenSijunjung.
( )
“Pasokan air untuk hamparan sawah yang berada di sekitar Daerah Irigasi (DI) Batang Takung pada saat ini masih mencukupi. Untuk menjaga supaya air ini tetap terjaga kita sudah buat kesepakatan bersama tokoh masyarakat, Ninik mamak, alim ulama, dan pemerintahan nagari untuk tetap melestarikan hutan di hulu sungai,” ujar salah seorang pengurus kelompok tani yang juga sebagai salah satu anggota BPN Nagari Solok Ambah.
Sambung dia menerangkan, juga sudah mempetakan kawasan hutan di hulu sungai yang tidak boleh diganggu. Disebutkan bahwa tahun ini wilayahnya mendapat alokasi kegiatan dari Dinas pertanian berupa rehabilitasi jaringan irigasi desa.
Sedangkan penyuluh wilayah binaan Nagari Solok Ambah, Elmi Desti, mengajak petani untuk memanfaatkan sisa air di musim hujan. “Berdasarkan buletin BMKG yang dikirimkan rutin ke BPP Sijunjung untuk bulan Juni tahun 2020 prediksi hujan di Kabupaten Sijunjung berada dikisaran 150 sampai 300 mm. Artinya hujan masih turun dan mencukupi untuk turun ke sawah,” ujarnya.
(akr)
tulis komentar anda