Survei Rised: Masyarakat Inginkan Kenaikan Tarif Ojol Maksimal 5%

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 18:28 WIB
Acara Polemik Trijaya FM dengan topik Mencari Titik Tengah Polemik Kenaikan Tarif Ojek Online di Jakarta, Sabtu (27/8/2022). Foto/tangkapan layar
JAKARTA - Survei yang dilakukan oleh Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) terhadap 1.000 responden mengungkap, pengguna ojek online atau ojol di tiga wilayah zonasi tidak keberatan jika kenaikan tarif ojol hanya maksimal 5%, bukannya 30-50% seperti yang ditetapkan pemerintah.

"Ketika melakukan survei tersebut, kita tanya seberapa biaya yang anda bisa tanggung atau masih mau membayar? Nah, dari survei itu kita ketemu di angka 5%," kata pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Rumayya Batubara dalam acara Polemik Trijaya FM dengan topik 'Mencari Titik Tengah Polemik Kenaikan Tarif Ojek Online' yang dipantau secara virtual di Jakarta, Sabtu (27/8/2022).

Dalam riset tersebut, sambung dia, masyarakat masih mau membayar kenaikan tarif ojol di zona wilayah I sebanyak 5% kenaikannya. Sedangkan untuk zona wilayah II dan III maksimal 4% dan 4,5%.





Rumayya mengatakan, jika kenaikan tarif ojol hanya di kisaran 5% maka kemungkinan besar tidak akan terjadi penurunan jumlah pengguna ojol.

"Karena konsumen tersebut yang menyatakan bahwa 5% itu dalam budget mereka, artinya tidak akan ada perubahan konsumsi dengan angka 5% itu," katanya.

Di sisi lain, Ketua Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) David Tobing menyatakan bahwa sebenarnya konsumen tidak menginginkan adanya kenaikan tarif. Hal itu dikarenakan akan ada tambahan pengeluaran oleh konsumen.

"Kalau dari kami atau konsumen jika ditanya apakah setuju jika tarif ojol naik? Pasti para konsumen tidak setuju jika adanya kenaikan," tandasnya.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More