Yuk Manfaatkan Peluang, Anak Milenial Juga Bisa Bisnis Properti

Rabu, 01 Juli 2020 - 12:10 WIB
Foto/Istimewa
Agus Kriswandi Basyari

Pitaloka Land

Saya ingin melanjutkan tulisan pekan lalu yang berhubungan dengan anak muda atau anak milenial. Tema anak muda atau kaum milenial tak akan pernah habis untuk dibicarakan, begitu banyak cerita dan dinamika terjadi pada fase usia demikian.

Akan tetapi tema-tema tersebut belum tentu memberikan dukungan dan motivasi ke arah terciptanya identitas diri, sehingga bisa menjadi wujud manusia yang unggul dan tangguh. Tulisan kali ini ingin memberikan suatu pilihan bagi kaum milenial untuk menemukan jati dirinya, sehingga mampu berdiri sendiri dan mandiri dalam usia muda.

Pilihan yang penulis maksud berhubungan dengan dunia properti di mana anak muda bisa berkarier dalam bisnis properti. Sebagai bahan informasi kecil, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis penduduk Indonesia pada 2015 membutuhkan 11,4 juta lebih unit rumah. Sedangkan pertumbuhan rumah secara nasional berjumlah 500 ribu sampai 600 ribu unit per tahun. Artinya, kebutuhan rumah penduduk Indonesia secara nasional akan sulit dipenuhi oleh jumlah rumah yang dibangun. (Baca: Material Unik untuk Percantik Pagar Rumah)



Dalam kaitan ini kaum milenial bisa membaca dan memanfaatkan peluang adanya calon-calon konsumen pembeli rumah yang begitu besar dengan jumlah atau pilihan unit yang sangat terbatas. Dengan kata lain, penulis memberikan dorongan kepada kaum milenial untuk memulai bisnis properti dengan tahapan menjadi penjual atau marketing.

Dalam kaitan ini penulis ingin memberikan tips bagaimana memulai ikut berkecimpung dalam dunia properti dimulai dari melakukan penjualan, investasi atau bahkan melakukan usaha properti. Sebagai bahan panduan, berikut beberapa tips atau langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan kaum milenial terlibat dalam bisnis properti.

Pertama melakukan pengaturan waktu. Biasanya kaum milenial memiliki banyak waktu luang yang terkadang terbuang percuma, karena dihabiskan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif. Seperti nongkrong, begadang, atau kegiatan lain yang tidak menghasilkan sesuatu. (Baca juga: INterior Klasik dengan Keindahan Ukiran Bisa Memberi Semangat)

Sebenarnya anak muda atau kaum milenial bisa meluangkan waktunya selama 1 – 2 jam dalam satu hari secara kontinu dan konsisten dilakukan setiap harinya. Sebagai bahan pertimbangan perhitungan waktu selama sehari semalam atau 24 jam dibagi tiga sesi, maka satu sesinya berjumlah 8 jam. Anggap saja 8 jam untuk tidur, 8 jam untuk kerja atau kuliah, maka ada 8jam waktu luang yang bisa dipergunakan. Artinya pengalokasian waktu 1 – 2 jam itu sangatlah minim.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More