Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Tidak Naik Sampai Akhir 2020
Rabu, 01 Juli 2020 - 13:55 WIB
JAKARTA - Pemerintah memastikan tidak ada kenaikan tarif listrik bagi pelanggan nonsubsidi maupun bersubsidi hingga akhir tahun ini agar tidak semakin memebani masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Adapun tarif listrik tetap seperti yang berlaku sejak tiga tahun lalu.
"Kami tekankan, pemerintah telah mengambil keputusan untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga akhir tahun 2020," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana saat konferensi pers BNPB, di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
(BACA JUGA: Dirut PLN Kembali Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik dan Subsidi Silang)
Menurut dia apabila ada kenaikan tagihan listrik oleh pelanggan, maka hal tersebut bukan karena adanya kenaikan tarif melainkan dampak dari naiknya konsumsi listrik masyarakat aibat berkegiatan dirumah. Pihaknya menyebut banyaknya aktivitas dari rumah meneybabkan penggunaan listrik meningkat. "Jika ada kenaikan harga dalam pembayaran tarif listrik itu semata-mata hanya ada karena peningkatan penggunaan listrik" terangnya.
Pihaknya meminta kepada masyarakat tidak khawatir apabila terjadi lonjakan tarif listrik secara tiba-tiba. Pasalnya PLN telah menyediakan ruang pengaduan baik melalui website resmi PLN atau menghubungi customer servis PLN. "Hingga saat ini,PLN sudah menerima aduan sebanyak 300.000 pelanggan. Lebih dari setengahnya sudah kami tindak lanjuti karema memang berhak menerima subsidi," katanya.
Sebagai informasi, tarif listrik pelanggan nonsubsidi, untuk pelanggan Tegangan Rendah (TR) seperti pelanggan rumah tangga daya 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 hingga 5.500 VA, pelanggan bisnis daya 6.600 hingga 200 kVA, pelanggan pemerintah daya 6.600 hingga 200 kVA ke atas, dan penerangan jalan umum, tarifnya tetap sebesar Rp1.467 per kWh. Sedangkan khusus untuk pelanggan rumah tangga 900 VA-Rumah Tangga Mampu (RTM), tarifnya tetap sebesar Rp1.352 per kWh.
Pelanggan Tegangan Menengah (TM) seperti pelanggan bisnis, industri, pemerintah dengan daya di atas 200 kVA, dan layanan khusus, besaran tarifnya sebesar Rp1.115 per kWh. Sementara bagi pelanggan Tegangan Tinggi (TT) yang digunakan industri daya lebih besar sama dengan 30.000 kVA ke atas tarifnya juga tidak mengalami perubahan yaitu Rp997 per kWh.
Adapun tarif tenaga listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi lainnya juga tidak mengalami perubahan. Untuk 25 golongan pelanggan ini tetap diberikan subsidi listrik, termasuk di dalamnya pelanggan yang peruntukan listriknya untuk aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bisnis kecil, industri kecil, dan kegiatan sosial. Bahkan pemerintah memberikan perlindungan sosial atas dampak covid-19 melalui pemberian diskon tarif tenaga listrik untuk rumah tangga 450 VA dan 900 VA, serta pelanggan bisnis 450 VA dan industri 450 VA.
Sesuai Peraturan Menteri ESDM No. 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2020. Terdapat empat indikator makro ekonomi dalam menetapkan tarif tenaga listrik (tariff adjustment) setiap tiga bulan, yaitu kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, dan Harga Patokan Batubara (HPB).
"Kami tekankan, pemerintah telah mengambil keputusan untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga akhir tahun 2020," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana saat konferensi pers BNPB, di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
(BACA JUGA: Dirut PLN Kembali Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik dan Subsidi Silang)
Menurut dia apabila ada kenaikan tagihan listrik oleh pelanggan, maka hal tersebut bukan karena adanya kenaikan tarif melainkan dampak dari naiknya konsumsi listrik masyarakat aibat berkegiatan dirumah. Pihaknya menyebut banyaknya aktivitas dari rumah meneybabkan penggunaan listrik meningkat. "Jika ada kenaikan harga dalam pembayaran tarif listrik itu semata-mata hanya ada karena peningkatan penggunaan listrik" terangnya.
Pihaknya meminta kepada masyarakat tidak khawatir apabila terjadi lonjakan tarif listrik secara tiba-tiba. Pasalnya PLN telah menyediakan ruang pengaduan baik melalui website resmi PLN atau menghubungi customer servis PLN. "Hingga saat ini,PLN sudah menerima aduan sebanyak 300.000 pelanggan. Lebih dari setengahnya sudah kami tindak lanjuti karema memang berhak menerima subsidi," katanya.
Sebagai informasi, tarif listrik pelanggan nonsubsidi, untuk pelanggan Tegangan Rendah (TR) seperti pelanggan rumah tangga daya 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 hingga 5.500 VA, pelanggan bisnis daya 6.600 hingga 200 kVA, pelanggan pemerintah daya 6.600 hingga 200 kVA ke atas, dan penerangan jalan umum, tarifnya tetap sebesar Rp1.467 per kWh. Sedangkan khusus untuk pelanggan rumah tangga 900 VA-Rumah Tangga Mampu (RTM), tarifnya tetap sebesar Rp1.352 per kWh.
Pelanggan Tegangan Menengah (TM) seperti pelanggan bisnis, industri, pemerintah dengan daya di atas 200 kVA, dan layanan khusus, besaran tarifnya sebesar Rp1.115 per kWh. Sementara bagi pelanggan Tegangan Tinggi (TT) yang digunakan industri daya lebih besar sama dengan 30.000 kVA ke atas tarifnya juga tidak mengalami perubahan yaitu Rp997 per kWh.
Adapun tarif tenaga listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi lainnya juga tidak mengalami perubahan. Untuk 25 golongan pelanggan ini tetap diberikan subsidi listrik, termasuk di dalamnya pelanggan yang peruntukan listriknya untuk aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bisnis kecil, industri kecil, dan kegiatan sosial. Bahkan pemerintah memberikan perlindungan sosial atas dampak covid-19 melalui pemberian diskon tarif tenaga listrik untuk rumah tangga 450 VA dan 900 VA, serta pelanggan bisnis 450 VA dan industri 450 VA.
Sesuai Peraturan Menteri ESDM No. 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2020. Terdapat empat indikator makro ekonomi dalam menetapkan tarif tenaga listrik (tariff adjustment) setiap tiga bulan, yaitu kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, dan Harga Patokan Batubara (HPB).
(nng)
tulis komentar anda