IIGCE 2022: Tidak Ada Alasan Tunda Pemanfaatan Panas Bumi
Rabu, 14 September 2022 - 17:53 WIB
JAKARTA - Pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi dinilai perlu dioptimalkan untuk mewujudkan ketahanan sekaligus menjalankan transisi energi di dalam negeri. Tidak ada alasan menunda pengembangan sumber energi terbarukan yang potensinya besar tersebut.
Hal itu terungkap dalam "The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022" yang dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Jakarta Convention Center, hari ini. Acara yang akan berlangsung hingga tanggal 16 September 2022 itu merupakan agenda tahunan Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sekaligus merupakan forum Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) INAGA.
"Pengembangan energi terbarukan harus menjadi pilihan utama mewujudkan ketahanan energi di Indonesia. Besarnya potensi panas bumi juga menjadi modal untuk menjalankan transisi energi," ungkap Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (14/9/2022).
Dalam mencapai target tersebut, imbuh Dadan, dibutuhkan pengoptimalan dalam upaya sinergitas antara pelaku usaha, pemerintah pusat maupun daerah Hal itu sangat relevan dengan tema "Geothermal: The Sustainable Energy for Green Recovery, Energy Transition, and Security" yang diangkat dalam IIGCE 2022.
Panas bumi menurutnya menjadi salah satu cara dalam mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil. Indonesia menjadi negara dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar kedua di dunia dan akan menjadi nomor satu dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum API Prijandaru Effendi menyampaikan bahwa pemangku kepentingan panas bumi telah berkolaborasi memulai inisiatif baru untuk mencari terobosan dan gagasan agar energi panas bumi dapat berperan serta menjadi andalan dalam transisi energi. Menurut dia, pengembangan potensi panas bumi di Indonesia harus terus ditingkatkan dalam berbagai bentuk, mulai dari ekspansi lapangan eksisting, kegiatan eksplorasi pada area area baru dan pemanfaatan panas bumi beyond energy.
Transisi energi menurutnya harus mampu menciptakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Sementara, ramah lingkungan menjadi salah satu karakteristik energi panas bumi. Energi panas bumi tersedia sepanjang waktu dan tidak terpengaruh kondisi cuaca dan iklim. Sehingga, sangat cocok dijadikan pembangkit energi terbarukan pemikul beban dasar dengan capacity factor rata-rata di atas 95%.
"Diharapkan momen ini dianggap mampu menciptakan peluang baik untuk menjalin kerja sama antara pemangku kepentingan industri panas bumi. API akan terus mendukung upaya-upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, khususnya energi panas bumi. Transisi energi harus dilakukan dalam menjawab tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional," tegas Prijandaru.
Karena itu, sambung Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2022 Riza Pasikki, perhelatan ini menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk meningkatkan serta mempercepat pengembangan panas bumi di Indonesia. Riza memperkirakan lebih dari 1.000 delegasi menghadiri konvensi ini secara virtual, yang terdiri dari perusahaan pengembang panas bumi, perusahaan pelayanan panas bumi, perusahaan pendukung, pemerintah, para ahli dari universitas serta mahasiwa.
“Dukungan sangat dibutuhkan untuk terus menggali potensi panas bumi di Indonesia. Harapannya panas bumi dapat dioptimalkan karena sudah terbukti memberikan multiplier effect untuk kesejahteraan rakyat. Tidak ada alasan untuk menunda pemanfaatan panas bumi di Indonesia," tandasnya.
Lihat Juga: Gotong Royong Bangun Jargas, Solusi Kurangi Beban Subsidi Energi lewat Optimalisasi Gas Domestik
Hal itu terungkap dalam "The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022" yang dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Jakarta Convention Center, hari ini. Acara yang akan berlangsung hingga tanggal 16 September 2022 itu merupakan agenda tahunan Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sekaligus merupakan forum Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) INAGA.
"Pengembangan energi terbarukan harus menjadi pilihan utama mewujudkan ketahanan energi di Indonesia. Besarnya potensi panas bumi juga menjadi modal untuk menjalankan transisi energi," ungkap Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (14/9/2022).
Dalam mencapai target tersebut, imbuh Dadan, dibutuhkan pengoptimalan dalam upaya sinergitas antara pelaku usaha, pemerintah pusat maupun daerah Hal itu sangat relevan dengan tema "Geothermal: The Sustainable Energy for Green Recovery, Energy Transition, and Security" yang diangkat dalam IIGCE 2022.
Panas bumi menurutnya menjadi salah satu cara dalam mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil. Indonesia menjadi negara dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar kedua di dunia dan akan menjadi nomor satu dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum API Prijandaru Effendi menyampaikan bahwa pemangku kepentingan panas bumi telah berkolaborasi memulai inisiatif baru untuk mencari terobosan dan gagasan agar energi panas bumi dapat berperan serta menjadi andalan dalam transisi energi. Menurut dia, pengembangan potensi panas bumi di Indonesia harus terus ditingkatkan dalam berbagai bentuk, mulai dari ekspansi lapangan eksisting, kegiatan eksplorasi pada area area baru dan pemanfaatan panas bumi beyond energy.
Transisi energi menurutnya harus mampu menciptakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Sementara, ramah lingkungan menjadi salah satu karakteristik energi panas bumi. Energi panas bumi tersedia sepanjang waktu dan tidak terpengaruh kondisi cuaca dan iklim. Sehingga, sangat cocok dijadikan pembangkit energi terbarukan pemikul beban dasar dengan capacity factor rata-rata di atas 95%.
"Diharapkan momen ini dianggap mampu menciptakan peluang baik untuk menjalin kerja sama antara pemangku kepentingan industri panas bumi. API akan terus mendukung upaya-upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, khususnya energi panas bumi. Transisi energi harus dilakukan dalam menjawab tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional," tegas Prijandaru.
Karena itu, sambung Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2022 Riza Pasikki, perhelatan ini menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk meningkatkan serta mempercepat pengembangan panas bumi di Indonesia. Riza memperkirakan lebih dari 1.000 delegasi menghadiri konvensi ini secara virtual, yang terdiri dari perusahaan pengembang panas bumi, perusahaan pelayanan panas bumi, perusahaan pendukung, pemerintah, para ahli dari universitas serta mahasiwa.
“Dukungan sangat dibutuhkan untuk terus menggali potensi panas bumi di Indonesia. Harapannya panas bumi dapat dioptimalkan karena sudah terbukti memberikan multiplier effect untuk kesejahteraan rakyat. Tidak ada alasan untuk menunda pemanfaatan panas bumi di Indonesia," tandasnya.
Lihat Juga: Gotong Royong Bangun Jargas, Solusi Kurangi Beban Subsidi Energi lewat Optimalisasi Gas Domestik
(fai)
tulis komentar anda