Kemendag Dorong Ekspor Makanan dan Minuman ke Jepang
Kamis, 02 Juli 2020 - 19:24 WIB
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong pemanfaatan peluang pasar ekspor makanan dan minuman (mamin) di Jepang. Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, peluang ekspor produk makanan dan minuman olahan di Jepang terbuka lebar pascapandemi Covid-19.
"Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan produk mamin di Jepang selama masa pandemi Covid-19 yang mencapai 200%," ujar Agus di Jakarta, Kamis (2/7/2020).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menambahkan, besarnya pasar mamin di Jepang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dia pun mengajak para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk terus optimistis dan menjadikan krisis ini sebagai momentum yang baik untuk melakukan akselerasi dengan memanfaatkan peluang ekspor ke pasar Jepang secara optimal.
(Baca Juga: Ekspor Mamin Masih Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19)
Sementara itu, Kepala Balai Besar PPEI Noviani Vrisvintati menyampaikan bahwa untuk dapat menembus pasar Jepang, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan para pelaku usaha Indonesia. "Pelaku usaha di Indonesia diharapkan dapat mengidentifikasi selera pasar di Jepang, mempersiapkan standardisasi dan sertifikasi berkaitan produk pangan olahan seperti izin BPOM dan HACCP untuk terjamin keamanan produknya, menjaga kualitas produk, sanitasi dan higienitas, perlunya uji kandungan nutrisi untuk persyaratan label, kesiapan kapasitas produksi, dan kecepatanmerespons permintaan calon buyer," paparnya.
Saat ini, total perdagangan Indonesia-Jepang periode Januari─April 2020 tercatat sebesar USD9,66 miliar, dengan total ekspor nonmigas Indonesia sebesar USD4,47 miliar. Khusus untuk ekspor mamin Indonesia ke Jepang
pada periode tersebut, nilai totalnya mencapai USD71,90 juta. Nilai ini naik 12,74% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD63,77 juta.
Ekspor utama mamin olahan Indonesia ke Jepang, antara lain olahan ikan, olahan udang, olahan kepiting, camilan berbahan kakao, dan olahan berbahan kopi.
"Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan produk mamin di Jepang selama masa pandemi Covid-19 yang mencapai 200%," ujar Agus di Jakarta, Kamis (2/7/2020).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menambahkan, besarnya pasar mamin di Jepang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dia pun mengajak para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk terus optimistis dan menjadikan krisis ini sebagai momentum yang baik untuk melakukan akselerasi dengan memanfaatkan peluang ekspor ke pasar Jepang secara optimal.
(Baca Juga: Ekspor Mamin Masih Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19)
Sementara itu, Kepala Balai Besar PPEI Noviani Vrisvintati menyampaikan bahwa untuk dapat menembus pasar Jepang, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan para pelaku usaha Indonesia. "Pelaku usaha di Indonesia diharapkan dapat mengidentifikasi selera pasar di Jepang, mempersiapkan standardisasi dan sertifikasi berkaitan produk pangan olahan seperti izin BPOM dan HACCP untuk terjamin keamanan produknya, menjaga kualitas produk, sanitasi dan higienitas, perlunya uji kandungan nutrisi untuk persyaratan label, kesiapan kapasitas produksi, dan kecepatanmerespons permintaan calon buyer," paparnya.
Saat ini, total perdagangan Indonesia-Jepang periode Januari─April 2020 tercatat sebesar USD9,66 miliar, dengan total ekspor nonmigas Indonesia sebesar USD4,47 miliar. Khusus untuk ekspor mamin Indonesia ke Jepang
pada periode tersebut, nilai totalnya mencapai USD71,90 juta. Nilai ini naik 12,74% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD63,77 juta.
Ekspor utama mamin olahan Indonesia ke Jepang, antara lain olahan ikan, olahan udang, olahan kepiting, camilan berbahan kakao, dan olahan berbahan kopi.
(fai)
tulis komentar anda