Waduh! Gelombang PHK Karyawan Startup Masih Akan Berlanjut
Rabu, 21 September 2022 - 13:51 WIB
JAKARTA - Ketua Umum IDIEC (Indonesian Digital Empowering Community) M. Tesar Sandikapura mengatakan, gelombang PHK pada perusahaan startup bakal masih berlanjut hingga satu atau dua tahun mendatang.
"Kalau menurut saya terus berlanjut satu sampai dua tahun ke depan, karena para startup mencari bentuk baru agar mereka punya dana lebih untuk marketing," ujar Tesar dalam Market Review IDXChanel, Rabu (21/9/2022).
Menurutnya perusahaan startup di Indonesia saat ini masih banyak yang membakar uang dengan memberikan berbagai macam produk lewat dukungan dana investor. "Ini akan membentuk pasar lagi, memang di lain sisi kita yang terbiasa sebagai konsumen dimanjakan promo, kita sudah rasakan sekarang ojol jauh lebih mahal," kata Tesar.
Ketika investornya sudah mulai mengurangi jatah pendanaan untuk startup tersebut, maka perusahaan bakal kesulitan untuk menjalankan bisnis, sebab konsumen yang dibentuk sudah biasa mendapat beragam promo. Ketika promo sudah tidak ada, besar kemungkinan ditinggalkan pengguna.
"Marketing boleh tapi tidak lebay, lebih ke organik, jangan serta merta bakar uang dengan cashback dan lain lain, karena tidak loyal dengan gaya seperti itu. Tetapi mau tidak mau harus kita lakukan, kosumen akhirnya bakal berpikir, ketika ada yang dihilangkan dari cost yang sewajarnya, ini yang membuat tidak sustain," lanjutnya.
Menurut Tesar, Indonesia masih menarik untuk berbisnis stratup, sebab pasar Indonesia masuk ke dalam tiga besar. Selain itu, Indonesia punya sifat boros, beda dengan negara Eropa yang menekan.
"Kita biar miskin yang penting tersohor," kata Tesar.
Menurutnya saat ini bukan investor tidak lagi ingin mendanai startup, namun mulai banyak yang sudah beralih sektor, melihat sektor lain bisa menghasilkan keuntungan yang lebih.
"2 tahun terakhir tidak ada peningkatan pendanaan dari sektor tertentu, sebenarnya mereka hanya melakukan siftting, yang tadinya mereka besar di market place, terus pindah. Ternyata ada yang lebih menarik ini, fintech," pungkasnya.
Baca Juga
"Kalau menurut saya terus berlanjut satu sampai dua tahun ke depan, karena para startup mencari bentuk baru agar mereka punya dana lebih untuk marketing," ujar Tesar dalam Market Review IDXChanel, Rabu (21/9/2022).
Menurutnya perusahaan startup di Indonesia saat ini masih banyak yang membakar uang dengan memberikan berbagai macam produk lewat dukungan dana investor. "Ini akan membentuk pasar lagi, memang di lain sisi kita yang terbiasa sebagai konsumen dimanjakan promo, kita sudah rasakan sekarang ojol jauh lebih mahal," kata Tesar.
Ketika investornya sudah mulai mengurangi jatah pendanaan untuk startup tersebut, maka perusahaan bakal kesulitan untuk menjalankan bisnis, sebab konsumen yang dibentuk sudah biasa mendapat beragam promo. Ketika promo sudah tidak ada, besar kemungkinan ditinggalkan pengguna.
"Marketing boleh tapi tidak lebay, lebih ke organik, jangan serta merta bakar uang dengan cashback dan lain lain, karena tidak loyal dengan gaya seperti itu. Tetapi mau tidak mau harus kita lakukan, kosumen akhirnya bakal berpikir, ketika ada yang dihilangkan dari cost yang sewajarnya, ini yang membuat tidak sustain," lanjutnya.
Menurut Tesar, Indonesia masih menarik untuk berbisnis stratup, sebab pasar Indonesia masuk ke dalam tiga besar. Selain itu, Indonesia punya sifat boros, beda dengan negara Eropa yang menekan.
"Kita biar miskin yang penting tersohor," kata Tesar.
Menurutnya saat ini bukan investor tidak lagi ingin mendanai startup, namun mulai banyak yang sudah beralih sektor, melihat sektor lain bisa menghasilkan keuntungan yang lebih.
Baca Juga
"2 tahun terakhir tidak ada peningkatan pendanaan dari sektor tertentu, sebenarnya mereka hanya melakukan siftting, yang tadinya mereka besar di market place, terus pindah. Ternyata ada yang lebih menarik ini, fintech," pungkasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda