Dahsyatnya Belanda: Negeri Seuprit tapi Jadi Pengekspor Pangan Terbesar Kedua Dunia
Kamis, 22 September 2022 - 11:24 WIB
Knoema, sebuah perusahaan penyedia data global yang bermarkas di Amerika Serikat, mengungkap, luas lahan pertanian Belanda sejatinya terus mengalami penurunan. Di tahun 2018 luas lahan pertanian Belanda adalah 54,% dari total luas negara itu. Angka itu turun dibanding hampir lima dekade sebelumnya yang masih 65,5%.
Meski demikian, riset dan teknologi mampu mengompensasi penurunan luas lahan itu. Bayangkan, dengan luas lahan pertanian yang lebih dari setengah luas Belanda, sektor pertanian di sana hanya mempekerjakan 2% dari angkatan kerja.
Jumlah tenaga kerja yang minimalis itu karena kebanyakan aktivitas pertanian dilakukan secara mekanis. Mereka menggunakan robot untuk memetik buah lunak dan memiliki pemisah daging, serta pengolah kentang otomatis. Bahkan mereka menggunakan drone untuk memantau kebun tomat dan kentang.
Yang menarik, hampir sebagian besar wilayah Belanda ditutupi oleh teknologi "glass house". Teknologi itu melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah hama. Selain itu, pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur.
Belanda juga terus mengurangi penggunaan air untuk sektor pertaniannya hingga 90%. Mereka juga hampir tak menggunakan pestisida sama sekali. Hasil dari semua itu? Belanda mampu memproduksi panen dua kali lipat dari rata-rata panen global.
Di sektor riset, Belanda juga sangat mementingkan pendidikan tenaga kerja pertanian. Universitas Wageningen adalah institusi pendidikan pertanian nomor satu di dunia, dan dua belas perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan di Belanda, di antaranya adalah Danone dan Heinz.
Salah satu penelitian di sektor pertanian yang tengah dilakukan oleh Belanda adalah pertanian vertikal. Leo Marcelis, profesor hortikultura di Wageningen University and Research (WUR), mengatakan pertanian vertikal adalah jalan kehidupan masa depan.
“Ke depan, kita akan memiliki vertical farm yang setinggi gedung-gedung tinggi yang hanya menggunakan cahaya buatan. Dengan unit yang dibangun di atas satu sama lain setinggi yang Anda suka, dengan hanya cahaya buatan dan pertanian akan sepenuhnya independen dari iklim dan sepenuhnya dapat diandalkan," kata Marcelis kepada dari DW.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Mendagri Minta ASN Tak Berpolitik Praktis
Dengan capaiannya, sektor pertanian Belanda mampu menyumbang 83% dari PDB negara itu. Belanda adalah negara dengan ekonomi terbesar keenam di zona Euro, dan itu berkat sektor pertaniannya.
Meski demikian, riset dan teknologi mampu mengompensasi penurunan luas lahan itu. Bayangkan, dengan luas lahan pertanian yang lebih dari setengah luas Belanda, sektor pertanian di sana hanya mempekerjakan 2% dari angkatan kerja.
Jumlah tenaga kerja yang minimalis itu karena kebanyakan aktivitas pertanian dilakukan secara mekanis. Mereka menggunakan robot untuk memetik buah lunak dan memiliki pemisah daging, serta pengolah kentang otomatis. Bahkan mereka menggunakan drone untuk memantau kebun tomat dan kentang.
Yang menarik, hampir sebagian besar wilayah Belanda ditutupi oleh teknologi "glass house". Teknologi itu melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah hama. Selain itu, pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur.
Belanda juga terus mengurangi penggunaan air untuk sektor pertaniannya hingga 90%. Mereka juga hampir tak menggunakan pestisida sama sekali. Hasil dari semua itu? Belanda mampu memproduksi panen dua kali lipat dari rata-rata panen global.
Di sektor riset, Belanda juga sangat mementingkan pendidikan tenaga kerja pertanian. Universitas Wageningen adalah institusi pendidikan pertanian nomor satu di dunia, dan dua belas perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan di Belanda, di antaranya adalah Danone dan Heinz.
Salah satu penelitian di sektor pertanian yang tengah dilakukan oleh Belanda adalah pertanian vertikal. Leo Marcelis, profesor hortikultura di Wageningen University and Research (WUR), mengatakan pertanian vertikal adalah jalan kehidupan masa depan.
“Ke depan, kita akan memiliki vertical farm yang setinggi gedung-gedung tinggi yang hanya menggunakan cahaya buatan. Dengan unit yang dibangun di atas satu sama lain setinggi yang Anda suka, dengan hanya cahaya buatan dan pertanian akan sepenuhnya independen dari iklim dan sepenuhnya dapat diandalkan," kata Marcelis kepada dari DW.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Mendagri Minta ASN Tak Berpolitik Praktis
Dengan capaiannya, sektor pertanian Belanda mampu menyumbang 83% dari PDB negara itu. Belanda adalah negara dengan ekonomi terbesar keenam di zona Euro, dan itu berkat sektor pertaniannya.
tulis komentar anda