Gawat! Mafia Tanah Mulai Merangsek Dekati IKN Nusantara
Senin, 26 September 2022 - 20:25 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ( ATR/BPN ), Teguh Hari Prihatono, mengungkapkan bahwa seiring pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, mulai bermunculan spekulan-spekulan dan bahkan mafia tanah .
Menurut Hari, bahkan dalam radius 5 km dari istana presiden di IKN Nusantara juga sudah ada spekulan yang bermain harga. Spekulan tersebut awalnya membeli tanah milik masyarakat yang kemudian menjualnya dengan harga yang tinggi.
"Bahkan di satu wilayah hanya radius 5 km dari istana, lahannya sudah beralih tangan ke spekulan," ujar Hari saat ditemui MNC Portal di kantornya, Senin (26/9/2022).
Hari menjelaskan, spekulan itu membuat pergerakan harga tanah yang ada di kawasan sekitar IKN Nusantara. Para spekulan itu bahkan tetap bisa melakukan transaksi meski sudah ada kebijakan land freeze (pembatasan penjualan atau pengalihan tanah) di sekitar kawasan tersebut.
"Nah itulah mafia, kesulitannya ada di sana," kata Hari.
Hari mengungkapkan sebelum ditetapkan kebijakan land freeze, spekulan tanah sudah bermunculan sejak adanya rencana pembangunan IKN Nusantara. Menurutnya spekulan ini yang menjadi salah satu hambatan dalam pengadaan tanah karena bersinggungan langsung dengan kekuatan APBN untuk pembebasan lahan.
"Misal harga pasar 10, saya berani beli 20, kemudian pindah tangan lagi ke spekukan harganya berbeda. Sementara anggaran kita sudah disepakati, nah problem dengan APBN di situ," kata Hari.
"Hari ini kita menyepakati, misal saya beli lahan harganya 10, tetapi kan belum tentu kita pegang uangnya, nah baru nanti diajukan anggarannya, nah dalam proses kita mengajukan anggaran hingga mendapatkan persetujuan, itu membutuhkan waktu juga, nah ini kadang sudah di eksekusi oleh orang lain lagi (spekulan)," sambungnya.
Hari mengungkapkan memang banyak spekulan yang bermain lahan di kawasan IKN Nusantara, bukan hanya antar-masyarakat saja yang melakukan transaksi di sana. Bahkan ada badan usaha milik desa (bumdes) yang ikut bertransaksi tanah.
"Bahkan ada dari bumdes yang membeli, itu bagian dari spekulan, dengan asumsi pembebasan tanah melalui dia, tetapi dengan harga yang pada saat ini sudah melambung," pungkasnya.
Menurut Hari, bahkan dalam radius 5 km dari istana presiden di IKN Nusantara juga sudah ada spekulan yang bermain harga. Spekulan tersebut awalnya membeli tanah milik masyarakat yang kemudian menjualnya dengan harga yang tinggi.
"Bahkan di satu wilayah hanya radius 5 km dari istana, lahannya sudah beralih tangan ke spekulan," ujar Hari saat ditemui MNC Portal di kantornya, Senin (26/9/2022).
Hari menjelaskan, spekulan itu membuat pergerakan harga tanah yang ada di kawasan sekitar IKN Nusantara. Para spekulan itu bahkan tetap bisa melakukan transaksi meski sudah ada kebijakan land freeze (pembatasan penjualan atau pengalihan tanah) di sekitar kawasan tersebut.
"Nah itulah mafia, kesulitannya ada di sana," kata Hari.
Hari mengungkapkan sebelum ditetapkan kebijakan land freeze, spekulan tanah sudah bermunculan sejak adanya rencana pembangunan IKN Nusantara. Menurutnya spekulan ini yang menjadi salah satu hambatan dalam pengadaan tanah karena bersinggungan langsung dengan kekuatan APBN untuk pembebasan lahan.
"Misal harga pasar 10, saya berani beli 20, kemudian pindah tangan lagi ke spekukan harganya berbeda. Sementara anggaran kita sudah disepakati, nah problem dengan APBN di situ," kata Hari.
"Hari ini kita menyepakati, misal saya beli lahan harganya 10, tetapi kan belum tentu kita pegang uangnya, nah baru nanti diajukan anggarannya, nah dalam proses kita mengajukan anggaran hingga mendapatkan persetujuan, itu membutuhkan waktu juga, nah ini kadang sudah di eksekusi oleh orang lain lagi (spekulan)," sambungnya.
Hari mengungkapkan memang banyak spekulan yang bermain lahan di kawasan IKN Nusantara, bukan hanya antar-masyarakat saja yang melakukan transaksi di sana. Bahkan ada badan usaha milik desa (bumdes) yang ikut bertransaksi tanah.
"Bahkan ada dari bumdes yang membeli, itu bagian dari spekulan, dengan asumsi pembebasan tanah melalui dia, tetapi dengan harga yang pada saat ini sudah melambung," pungkasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda