IHSG Hari Ini Berpotensi Terseok-seok di Rentang 7.051-7.190
Selasa, 27 September 2022 - 07:53 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini kembali berpotensi turun pada sepanjang perdagangan karena beberapa sentimen negatif. Adapun indeks saham akan berada di rentang 7.051 - 7.190.
Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mengatakan, IHSG bakal dibayangi penurunan indeks Dow Jones, turunnya harga komoditas hingga rupiah yang berpeluang ambrol.
"IHSG saya perkirakan akan kembali terjungkal alias terseok-seok dalam perdagangan Selasa ini menyusul indeks DJIA kembali turun," ujar Edwin dalam risetnya, Selasa (27/9/2022).
Menurut Edwin, hal itu masih di sekitar kekhawatiran yang sama yakni Amerika Serikat (AS) akan terjun ke dalam resesi serta akibat akan terjadinya resesi secara global mendorong harga komoditas juga "berguguran".
Rinciannya adalah Oil turun cukup tajam di hari kedua sebesar 3,89%, Gold price turun di hari ketiga sebesar 1,36%, CPO juga tidak mau ketinggalan kembali turun cukup tajam di hari ketiga sebesar 5,17%, Nikel kembali ambrol di hari keempat sebesar 5,33% dan Timah juga terjungkal cukup tajam sebesar 6,5%.
Hal tersebut karena di tengah kembali naiknya yield obligasi AS untuk tenor 2 dan 10 tahun masing-masing ke level 3.928% dan 4.345%. Adapun untuk rupiah juga Edwin perkirakan berpeluang anjlok ke level Rp15.200-an.
"So, strategi portofolio yang paling wise saat ini dan kedepannya adalah memperbesar porsi cash dan mengurangi bobot saham utamanya saham berbasis komoditas," pungkas Edwin.
Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mengatakan, IHSG bakal dibayangi penurunan indeks Dow Jones, turunnya harga komoditas hingga rupiah yang berpeluang ambrol.
"IHSG saya perkirakan akan kembali terjungkal alias terseok-seok dalam perdagangan Selasa ini menyusul indeks DJIA kembali turun," ujar Edwin dalam risetnya, Selasa (27/9/2022).
Menurut Edwin, hal itu masih di sekitar kekhawatiran yang sama yakni Amerika Serikat (AS) akan terjun ke dalam resesi serta akibat akan terjadinya resesi secara global mendorong harga komoditas juga "berguguran".
Rinciannya adalah Oil turun cukup tajam di hari kedua sebesar 3,89%, Gold price turun di hari ketiga sebesar 1,36%, CPO juga tidak mau ketinggalan kembali turun cukup tajam di hari ketiga sebesar 5,17%, Nikel kembali ambrol di hari keempat sebesar 5,33% dan Timah juga terjungkal cukup tajam sebesar 6,5%.
Hal tersebut karena di tengah kembali naiknya yield obligasi AS untuk tenor 2 dan 10 tahun masing-masing ke level 3.928% dan 4.345%. Adapun untuk rupiah juga Edwin perkirakan berpeluang anjlok ke level Rp15.200-an.
"So, strategi portofolio yang paling wise saat ini dan kedepannya adalah memperbesar porsi cash dan mengurangi bobot saham utamanya saham berbasis komoditas," pungkas Edwin.
tulis komentar anda