SBN Jadi 'Biang Keladi' Hengkangnya Dana Asing Rp7,81 Triliun
Jum'at, 03 Juli 2020 - 17:45 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing terpantau masih terus keluar (capital outflow) pada minggu pertama Juli 2020. Berdasarkan data BI, transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik masih terjadi jual neto atau outflow senilai Rp7,81 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, sumber terbesar capital outflow kali ini berasal dari instrumen surat berharga negara (SBN). Meski di instrumen saham juga masih terdapat aliran dana yang keluar, namun jumlahnya lebih kecil.
Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik masih mengalami outflow atau jual neto senilai Rp144,22 triliun. ( Baca juga:Utang Belum Dibayar Pemerintah, BUMN Megap-megap )
“Berdasarkan data transaksi 29 Juni hingga 2 Juli 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,81 triliun. Jual neto di pasar SBN sebesar Rp6,13 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp1,68 triliun,” jelas Perry di Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Sementara itu, BI juga mencatat Premi CDS (credit default swaps) Indonesia periode lima tahun turun ke 121,68 bps per 2 Juli 2020 dari 131,47 bps per 26 Juni 2020.
Hal tersebut juga mempengaruhi nilai tukar rupiah yang kemarin (2/7) masih ditutup pada level Rp14.305 per dolar AS. Sementara yield SBN 10 tahun naik ke level 7,20%. DXY (indeks dolar) juga melemah ke level 97,32 sedangkan Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 0,669%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, sumber terbesar capital outflow kali ini berasal dari instrumen surat berharga negara (SBN). Meski di instrumen saham juga masih terdapat aliran dana yang keluar, namun jumlahnya lebih kecil.
Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik masih mengalami outflow atau jual neto senilai Rp144,22 triliun. ( Baca juga:Utang Belum Dibayar Pemerintah, BUMN Megap-megap )
“Berdasarkan data transaksi 29 Juni hingga 2 Juli 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,81 triliun. Jual neto di pasar SBN sebesar Rp6,13 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp1,68 triliun,” jelas Perry di Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Sementara itu, BI juga mencatat Premi CDS (credit default swaps) Indonesia periode lima tahun turun ke 121,68 bps per 2 Juli 2020 dari 131,47 bps per 26 Juni 2020.
Hal tersebut juga mempengaruhi nilai tukar rupiah yang kemarin (2/7) masih ditutup pada level Rp14.305 per dolar AS. Sementara yield SBN 10 tahun naik ke level 7,20%. DXY (indeks dolar) juga melemah ke level 97,32 sedangkan Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 0,669%.
(uka)
tulis komentar anda