Sindir Pengusaha, Jokowi: Pabriknya Besar-besar Tapi Lingkungannya Miskin
Senin, 03 Oktober 2022 - 10:39 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir pengusaha yang memiliki perusahaan besar tapi lingkungan sekitarnya masih banyak warga yang miskin. Seharusnya perusahaan tersebut bisa membuat lingkungan agar lebih maju.
Awalnya, Jokowi bercerita terkait penurunan pada impor Jagung. Hal tersebut berkat kerja sama antara petani dan pihak swasta serta pemerintah.
"Urusan jagung, jagung itu sudah sekian tahun kita impor 3,5 juta ton per tahun. Dan sudah 7 tahun ini sampai hari ini sudah anjlok impor kita tinggal 800 ribu ton per tahun. Karena apa, petani jagung ada yang mendampingi, petani jagung ada yang mengawal," kata Jokowi dalam sambutannya di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10/2022).
"Yang tadi disampaikan di depan, biasanya 1 hektar hanya 4 ton, sekarang 1 hektar bisa 8 ton. Ongkos produksi paling 1.800-1.900 itu yang saya tahu waktu saya ke Dompu, jualnya bisa 3.800 per kg, untungnya sudah 100 persen," imbuhnya.
Maka dari itu, perlunya pendampingan kepada petani oleh pihak swasta dan pemerintah. Hal tersebut diharapkan bisa juga dilakukan pada komoditas lainnya yakni padi, singkong hingga kopi.
"Dan itu menjadi tugas perusahaan-perusahaan besar kita. Jangan sampai ada perusahaan besar berada di sebuah daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya miskin. Hati-hati," tegas Jokowi.
Jokowi mengatakan bina lingkungan menjadi penting. Selain kepada petani, pembinaan terhadap warung-warung disekitar perusahaan besar itu harus menjadi perhatian.
"Bina lingkungan itu sangat penting, warung-warungnya kumuh, kenapa tidak seperti yang di depan tadi. Ada pembinaan warung-warung sehingga penataan barangnya baik, packaging dari produk-produk yang ada didampingi," jelasnya.
Maka dari itu, Jokowi berharap kerja sama yang baik antara pihak swasta dan pemerintah dalam mendampingi petani untuk menghasilkan komoditas pangan yang baik. "Ini yang kita harapkan. Pemerintah tidak mungkin melakukan itu, yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan seperti yang pagi hari ini akan kita mulai," kata Jokowi.
Awalnya, Jokowi bercerita terkait penurunan pada impor Jagung. Hal tersebut berkat kerja sama antara petani dan pihak swasta serta pemerintah.
"Urusan jagung, jagung itu sudah sekian tahun kita impor 3,5 juta ton per tahun. Dan sudah 7 tahun ini sampai hari ini sudah anjlok impor kita tinggal 800 ribu ton per tahun. Karena apa, petani jagung ada yang mendampingi, petani jagung ada yang mengawal," kata Jokowi dalam sambutannya di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10/2022).
"Yang tadi disampaikan di depan, biasanya 1 hektar hanya 4 ton, sekarang 1 hektar bisa 8 ton. Ongkos produksi paling 1.800-1.900 itu yang saya tahu waktu saya ke Dompu, jualnya bisa 3.800 per kg, untungnya sudah 100 persen," imbuhnya.
Maka dari itu, perlunya pendampingan kepada petani oleh pihak swasta dan pemerintah. Hal tersebut diharapkan bisa juga dilakukan pada komoditas lainnya yakni padi, singkong hingga kopi.
"Dan itu menjadi tugas perusahaan-perusahaan besar kita. Jangan sampai ada perusahaan besar berada di sebuah daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya miskin. Hati-hati," tegas Jokowi.
Jokowi mengatakan bina lingkungan menjadi penting. Selain kepada petani, pembinaan terhadap warung-warung disekitar perusahaan besar itu harus menjadi perhatian.
"Bina lingkungan itu sangat penting, warung-warungnya kumuh, kenapa tidak seperti yang di depan tadi. Ada pembinaan warung-warung sehingga penataan barangnya baik, packaging dari produk-produk yang ada didampingi," jelasnya.
Maka dari itu, Jokowi berharap kerja sama yang baik antara pihak swasta dan pemerintah dalam mendampingi petani untuk menghasilkan komoditas pangan yang baik. "Ini yang kita harapkan. Pemerintah tidak mungkin melakukan itu, yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan seperti yang pagi hari ini akan kita mulai," kata Jokowi.
(nng)
tulis komentar anda