Perbandingan Utang Luar Negeri Arab Saudi dan Indonesia

Selasa, 04 Oktober 2022 - 09:02 WIB
Guna mengatasi hal itu, diterapkan kenaikan pajak untuk produk seperti rokok dan minuman kemasan, serta merombak peraturan perpajakan. Ekonomi semakin membaik ketika memasuki 2018.

Penerimaan negara mengalami kenaikan menjadi 783 miliar riyal atau Rp2.900 triliun dan defisit yang hanya sebesar 195 miliar riyal atau Rp732 triliun, sementara utang negara naik menjadi 558 miliar riyal atau Rp2.095 triliun.

Kemudian dunia dihantam pandemi pada 2020, dimana banyak negara mengalami dinamika ekonomi karena pandemi Covid-19 dan turbulensi politik. Ketika itu, Menteri Keuangan Saudi, Mohammed Al Jaddan memprediksi, penerimaan negara turun menjadi 833 miliar riyal atau Rp3.128 triliun.

Pandemi juga turut menyeret perekonomian Arab Saudi. Pasalnya virus corona membuat permintaan pasar minyak minyak dunia menyusut tajam, karena kebijakan lockdown dan larangan bepergian hingga membatasi jamaah haji dan umrah, serta dana besar penanganan Covid-19.

Akhirnya Saudi harus berutang lagi. Pemerintah pun merevisi target pendapatan menjadi 770 miliar riyal atau Rp2.891 triliun, turun 16,9% dibanding 2019. Sementara utang diprediksi membengkak menjadi 941 miliar riyal atau Rp3.533 triliun, naik 32,9% dibanding 2019.

Arab Saudi memproyeksi defisit anggaran senilai USD50 miliar atau Rp707 triliun pada 2020, naik USD15 miliar atau setara Rp212 triliun dari setahun sebelumnya.

Penurunan harga minyak diduga akan mendorong Arab Saudi menerbitkan surat utang baru. Sebab, negara itu akan kehilangan hingga Rp2,34 triliun per hari sepanjang 2020 gara-gara kekacauan pasar minyak global dan perlambatan ekonomi global yang dipicu pandemi Covid-19.

Sejumlah bankir di Riyadh saat itu, menyebut, penerbitan surat utang baru oleh Riyadh hanya soal waktu. Sebelumnya Qatar dan Abu Dhabi mendapatkan total USD17 miliar dari surat utang baru.

Sementara itu Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan, sejumlah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam memiliki utang seperti halnya Indonesia. Utang tersebut dihimpun untuk menjaga stabilitas perekonomian. Bendahara negara menyebut contoh negara Islam yang berutang dari Arab Saudi hingga Afghanistan.

"Kalau teman-teman yang suka pakai (contoh) negara Islam. Semua negara Islam di dunia, semua berutang. Mau (Arab) Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, you name it," ujar Ani,
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More