Profil Anton Siluanov: Menteri Keuangan Konservatif Rusia

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 10:35 WIB
Siluanov tetap menghadapi tantangan berat dalam menjaga anggaran tetap terkendali setelah Vladimir Putin berjanji sebelum pemilihannya sebagai Presiden, bakal meningkatkan pengeluaran untuk barang-barang sosial sebesar 1,5% dari produk domestik bruto.

Siluanov bersikeras bahwa pengeluaran yang lebih tinggi harus dibiayai dari pemotongan di bidang lain, daripada lewat pinjaman atau pajak yang lebih tinggi. Alasannya yakni bahwa penghematan dengan efisiensi besar dimungkinkan di beberapa sektor seperti perawatan kesehatan.

Dia juga mempunyai tujuan untuk mengurangi harga minyak menjadi USD90 per barel pada tahun 2016, turun dari USD117 per barel pada tahun 2012.

Dia juga menganjurkan aturan ketat yang akan mengikat pengeluaran pemerintah federal dengan harga minyak rata-rata 10 tahun. Posisinya telah membawanya ke dalam konflik dengan Kementerian Ekonomi, yang mendukung aturan harga minyak selama 3 tahun.

Keberhasilan penting pada awal masa jabatannya sebagai menteri adalah penempatan Eurobond pada bulan Maret. Rusia menempatkan USD7 miliar dalam salah satu obligasi pasar berkembang terbesar yang pernah ada.

Sejak dilantik menjadi Menkeu, Siluanov tetap terikat erat dengan Presiden Putin dan telah menjadi "arsitek utama" kebijakan ekonomi Putin. Setelah pemilihan kembali Putin pada 2018, ia mengangkat Siluanov menjadi Wakil Perdana Menteri Pertama (selain Menteri Keuangan).

Wakil Perdana Menteri Pertama adalah pejabat tertinggi yang perannya adalah untuk mengoordinasikan kegiatan badan-badan pemerintah federal dan melaksanakan tugas-tugas lain dalam menanggapi masalah atau peristiwa tertentu. Promosi ini mengangkat Siluanov ke salah satu posisi tertinggi dalam pemerintahan saat ia terus memahat ekonomi Rusia.

Krisis Keuangan 2014 menghancurkan ekonomi Rusia. Ini menjadi krisis besar pertama di bawah kepemimpinan Siluanov, Kementerian Keuangan memberikan reaksi konservatif untuk memulihkan ekonomi dan mata uang nasional.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Siluanov mengakui bahwa sanksi menjadi salah satu penyebab krisis hingga membebankan biaya yang besar pada ekonomi. Tetapi ia percaya bahwa penurunan harga minyak adalah masalah yang lebih mendesak.

Ekonomi Rusia kehilangan sekitar USD40 miliar per tahun karena sanksi geopolitik Barat dan sekitar USD90-USD100 miliar dari harga minyak yang turun 30% selama krisis keuangan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More