Gas Rusia ke Eropa Disetop, PM Polandia Sebut Kremlin seperti Pengedar Narkoba
Sabtu, 08 Oktober 2022 - 11:54 WIB
WARSAWA - Buntut krisis gas Eropa setelah Rusia menutup pasokan tanpa batas waktu, Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki menyebut perilaku Kremlin "seperti pengedar narkoba". Rusia seperti diketahui telah menghentikan aliran gas ke Eropa bulan lalu, hingga memicu krisis energi terbesar di kawasan Benua Biru dalam beberapa dekade.
"Awalnya gas (dari Rusia) seharusnya sangat murah, tetapi harga gas sekarang seperti yang kita ketahui saat ini. Harga gas sebenarnya yakni darah dari para tentara, warga, anak-anak dan wanita di Ukraina dan harga gas yang harus dibayar merupakan musim dingin yang keras di Eropa," katanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kedutaan Besar Rusia di London tidak segera menanggapi permintaan komentar seperti dilansir CNBC.
Berbicara dalam sebuah wawancara, Morawiecki mengatakan, masalah energi Eropa saat ini adalah "konsekuensi dari kebijakan yang sangat salah, kebijakan bencana, yang dipimpin oleh Jerman."
Pemimpin Polandia itu melayangkan komentar di Praha ketika 44 pemimpin Eropa bertemu untuk membahas perang di Ukraina dan krisis energi Eropa. Ini adalah pertemuan pertama kelompok baru yang disebut Komunitas Politik Eropa.
"Kurangnya gas, harga gas dan listrik yang sangat mahal di seluruh Eropa - ini adalah harga riil dari perjanjian antara Jerman dan Rusia," kata Morawiecki.
Kedutaan Besar Jerman di London tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara itu Polandia, bersama dengan Belgia, Italia, dan Yunani telah menyusun rencana untuk "koridor harga" gas di seluruh Eropa dalam upaya untuk menurunkan harga yang melonjak.
Harga gas bulan depan di hub TTF Belanda, patokan Eropa, diperdagangkan sekitar 160 euro (USD156) per megawatt jam pada Jumat. Angka itu lebih tinggi empat kali lebih dari tahun lalu, tetapi puncaknya sempat hampir menyentuh 350 euro pada akhir Agustus.
"Awalnya gas (dari Rusia) seharusnya sangat murah, tetapi harga gas sekarang seperti yang kita ketahui saat ini. Harga gas sebenarnya yakni darah dari para tentara, warga, anak-anak dan wanita di Ukraina dan harga gas yang harus dibayar merupakan musim dingin yang keras di Eropa," katanya.
Baca Juga
Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kedutaan Besar Rusia di London tidak segera menanggapi permintaan komentar seperti dilansir CNBC.
Berbicara dalam sebuah wawancara, Morawiecki mengatakan, masalah energi Eropa saat ini adalah "konsekuensi dari kebijakan yang sangat salah, kebijakan bencana, yang dipimpin oleh Jerman."
Pemimpin Polandia itu melayangkan komentar di Praha ketika 44 pemimpin Eropa bertemu untuk membahas perang di Ukraina dan krisis energi Eropa. Ini adalah pertemuan pertama kelompok baru yang disebut Komunitas Politik Eropa.
"Kurangnya gas, harga gas dan listrik yang sangat mahal di seluruh Eropa - ini adalah harga riil dari perjanjian antara Jerman dan Rusia," kata Morawiecki.
Kedutaan Besar Jerman di London tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara itu Polandia, bersama dengan Belgia, Italia, dan Yunani telah menyusun rencana untuk "koridor harga" gas di seluruh Eropa dalam upaya untuk menurunkan harga yang melonjak.
Harga gas bulan depan di hub TTF Belanda, patokan Eropa, diperdagangkan sekitar 160 euro (USD156) per megawatt jam pada Jumat. Angka itu lebih tinggi empat kali lebih dari tahun lalu, tetapi puncaknya sempat hampir menyentuh 350 euro pada akhir Agustus.
tulis komentar anda