4 Dekade Lagi Konsumsi Listrik Indonesia Diperkirakan Melonjak 6 Kali Lipat
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 08:32 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) menyatakan, proyeksi kebutuhan listrik Indonesia diperkirakan akan melonjak hingga enam kali lipat pada 2060. Konsumsi listrik saat ini bisa mencapai 6.000 kwh per kapita.
"Demikian juga konsumsi listrik per kapita saat ini masih sekitar 1.000-an kilowatt hour per kapita, diperkirakan di tahun 2060 kebutuhan listrik per kapita kita hampir menyentuh 6.000 kilowatt hour per kapita," analis kebijakan Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM Robi Kurniawan dalam Indonesia Sustainable Energy Week dikutip Jumat (14/10/2022).
Dia menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan energi yang naik enam kali lipat, ada beberapa potensi yang kemudian akan dioptimalkan dan ini berdasarkan permodelan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
"Jadi yang akan mendominasi ke depan adalah tenaga surya, kemudian disusul juga dengan beberapa pembangkit energi terbarukan lainnya. Jadi ditargetkan di tahun 2060 semua pembangkit dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan," ujarnya.
Dia menuturkan, untuk mendukung keandalan sistem, dibutuhkan dukungan storage, baik itu pumping storage maupun berbasis kepada baterai. Robi menyebut bahwa komposisi bauran ke depan surya akan berperan signifikan, dan nuklir menjadi salah satu opsi bagi Indonesia, yang digunakan sebagai base load di dalam memenuhi bauran energi listrik untuk memenuhi demand.
"Faktor lain yang menjadi kunci adalah jaringan. Jadi dengan jaringan saat ini saja kita tentu tidak bisa mencapai NZE (emisi 0), oleh karena itu kita perlu mengintegrasikan jaringan yang ada di Indonesia," tutur dia.
"Demikian juga konsumsi listrik per kapita saat ini masih sekitar 1.000-an kilowatt hour per kapita, diperkirakan di tahun 2060 kebutuhan listrik per kapita kita hampir menyentuh 6.000 kilowatt hour per kapita," analis kebijakan Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM Robi Kurniawan dalam Indonesia Sustainable Energy Week dikutip Jumat (14/10/2022).
Dia menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan energi yang naik enam kali lipat, ada beberapa potensi yang kemudian akan dioptimalkan dan ini berdasarkan permodelan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
"Jadi yang akan mendominasi ke depan adalah tenaga surya, kemudian disusul juga dengan beberapa pembangkit energi terbarukan lainnya. Jadi ditargetkan di tahun 2060 semua pembangkit dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan," ujarnya.
Dia menuturkan, untuk mendukung keandalan sistem, dibutuhkan dukungan storage, baik itu pumping storage maupun berbasis kepada baterai. Robi menyebut bahwa komposisi bauran ke depan surya akan berperan signifikan, dan nuklir menjadi salah satu opsi bagi Indonesia, yang digunakan sebagai base load di dalam memenuhi bauran energi listrik untuk memenuhi demand.
"Faktor lain yang menjadi kunci adalah jaringan. Jadi dengan jaringan saat ini saja kita tentu tidak bisa mencapai NZE (emisi 0), oleh karena itu kita perlu mengintegrasikan jaringan yang ada di Indonesia," tutur dia.
(uka)
tulis komentar anda