Melandai, Impor Indonesia di September 2022 Capai USD19,81 Miliar
Senin, 17 Oktober 2022 - 12:12 WIB
JAKARTA - Impor Indonesia bulan September 2022 tercatat senilai USD19,81 atau turun 10,58% dibanding bulan sebelumnya. Namun, angka tersebut naik 22,01% dibanding September 2021.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan pada tahun 2021 dan 2022, nilai impor bulan September memiliki pola yang sama, yaitu mengalami penurunan secara bulanan (month-to-month/mtm).
"Impor nonmigas September 2022 senilai USD16,38 miliar, turun 11,21% dibandingkan Agustus 2022 atau naik 14,02% dibandingkan September 2021," papar Setianto dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Dia menjabarkan, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada September 2022 dibanding Agustus 2022 adalah besi dan baja senilai USD342,2 juta (25,57%). Sedangkan peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata senilai USD182,5 juta (50,37%).
Adapun impor migas September 2022 senilai USD3,43 miliar, turun 7,44% dibandingkan Agustus 2022 atau naik 84,53% dibandingkan September 2021. "Impor bahan baku/penolong menyumbang 75,21% dari total impor September 2022," ungkap Setianto.
Untuk periode Januari-September 2022, lanjut dia, pangsa impor nonmigas terbesar antara lain mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar USD23,21 miliar (15,63%) serta mesin/peralatan listrik dan bagiannya sebesar USD20 miliar (13,47%).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–September 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi senilai USD496,3 juta (3,52%), bahan baku/penolong senilai USD33.340,7 juta (31,72%), dan barang modal senilai USD6.433,1 juta (32,17%).
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2022 adalah China senilai USD50,29 miliar (33,88%), Jepang senilai USD12,65 miliar (8,52%), dan Thailand senilai USD8,52 miliar (5,74%).
Kemudian, impor nonmigas dari ASEAN senilai USD25,37 miliar (17,09%) dan Uni Eropa senilai USD8,40 miliar (5,66%).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan pada tahun 2021 dan 2022, nilai impor bulan September memiliki pola yang sama, yaitu mengalami penurunan secara bulanan (month-to-month/mtm).
"Impor nonmigas September 2022 senilai USD16,38 miliar, turun 11,21% dibandingkan Agustus 2022 atau naik 14,02% dibandingkan September 2021," papar Setianto dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Dia menjabarkan, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar pada September 2022 dibanding Agustus 2022 adalah besi dan baja senilai USD342,2 juta (25,57%). Sedangkan peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata senilai USD182,5 juta (50,37%).
Adapun impor migas September 2022 senilai USD3,43 miliar, turun 7,44% dibandingkan Agustus 2022 atau naik 84,53% dibandingkan September 2021. "Impor bahan baku/penolong menyumbang 75,21% dari total impor September 2022," ungkap Setianto.
Untuk periode Januari-September 2022, lanjut dia, pangsa impor nonmigas terbesar antara lain mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar USD23,21 miliar (15,63%) serta mesin/peralatan listrik dan bagiannya sebesar USD20 miliar (13,47%).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–September 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi senilai USD496,3 juta (3,52%), bahan baku/penolong senilai USD33.340,7 juta (31,72%), dan barang modal senilai USD6.433,1 juta (32,17%).
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2022 adalah China senilai USD50,29 miliar (33,88%), Jepang senilai USD12,65 miliar (8,52%), dan Thailand senilai USD8,52 miliar (5,74%).
Kemudian, impor nonmigas dari ASEAN senilai USD25,37 miliar (17,09%) dan Uni Eropa senilai USD8,40 miliar (5,66%).
(ind)
tulis komentar anda