Perintah Luhut ke Kapal KKP dan TNI AL: Kumpulkan Sampah Sebelum Bersandar di Pelabuhan
Jum'at, 28 Oktober 2022 - 07:50 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar armada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan TNI AL yang berlayar untuk bisa mengumpulkan sampah, sebelum bersandar di Pelabuhan.
Kolaborasi KKP dan TNI AL menurutnya menjadi penting, sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang telah menetapkan target mengurangi kebocoran sampah ke laut sebesar 70% sampai dengan tahun 2025. Sebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi Penanganan Sampah Laut (RAN-PSL) tahun 2018-2025.
"Saya minta agar KKP dan TNI AL, bisa bersinergi mengerahkan seluruh armada yang berlayar untuk bisa mengumpulkan sampah. Jadi sebelum bersandar, kapal yang mau bersandar milik KKP dan TNI AL harus mengumpulkan sampah dahulu. Ini nantinya bisa membantu mempercepat target RAN-PSL kita," kata Menko Luhut dalam keterangannya, Kamis (27/10/2022).
Sementara itu, Menko Luhut mengapresiasi program Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) yang diadakan KKP dengan melibatkan nelayan untuk memungut sampah di laut demi menjaga laut Indonesia.
"Saya apresiasi sekali untuk Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono yang telah mengadakan Gernas BCL. Kita libatkan nelayan kita untuk ikut turut menjaga laut dari sampah yang ada," ujarnya.
Dalam sebulan Gernas BCL yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di seluruh wilayah Indonesia, nelayan diajak untuk mengambil sampah plastik dari laut yang nantinya dapat ditukarkan per kilogramnya dengan harga yang setara dengan harga ikan per kilogramnya.
Gernas BCL ini diharapkan dapat dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu satu bulan dengan harapan tercipta penangkapan ikan berkelanjutan, adanya kepedulian akan lingkungan laut dari sampah, serta terselenggaranya pengembangan konsep blue economy dan blue carbon di Indonesia.
"Saya harapkan, kontribusi strategi dan komitmen penanganan sampah laut menjadi fokus kita bersama, yang akhirnya memberikan multiplier effect kepada masyarakat dan utamanya bagi para nelayan yang menjadi ujung tombak penjaga laut," ujar Menko Luhut.
Adapun dalam 3 tahun terakhir ini, melalui sinergi berbagai pihak, Indonesia sudah berhasil melakukan pengurangan kebocoran sebesar 28,5% pada tahun 2021. Masih perlu ditingkatkan adanya usaha pemerintah untuk mencapai target 70% dalam 3 tahun ke depan.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
Kolaborasi KKP dan TNI AL menurutnya menjadi penting, sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang telah menetapkan target mengurangi kebocoran sampah ke laut sebesar 70% sampai dengan tahun 2025. Sebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi Penanganan Sampah Laut (RAN-PSL) tahun 2018-2025.
"Saya minta agar KKP dan TNI AL, bisa bersinergi mengerahkan seluruh armada yang berlayar untuk bisa mengumpulkan sampah. Jadi sebelum bersandar, kapal yang mau bersandar milik KKP dan TNI AL harus mengumpulkan sampah dahulu. Ini nantinya bisa membantu mempercepat target RAN-PSL kita," kata Menko Luhut dalam keterangannya, Kamis (27/10/2022).
Sementara itu, Menko Luhut mengapresiasi program Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) yang diadakan KKP dengan melibatkan nelayan untuk memungut sampah di laut demi menjaga laut Indonesia.
"Saya apresiasi sekali untuk Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono yang telah mengadakan Gernas BCL. Kita libatkan nelayan kita untuk ikut turut menjaga laut dari sampah yang ada," ujarnya.
Dalam sebulan Gernas BCL yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di seluruh wilayah Indonesia, nelayan diajak untuk mengambil sampah plastik dari laut yang nantinya dapat ditukarkan per kilogramnya dengan harga yang setara dengan harga ikan per kilogramnya.
Gernas BCL ini diharapkan dapat dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu satu bulan dengan harapan tercipta penangkapan ikan berkelanjutan, adanya kepedulian akan lingkungan laut dari sampah, serta terselenggaranya pengembangan konsep blue economy dan blue carbon di Indonesia.
"Saya harapkan, kontribusi strategi dan komitmen penanganan sampah laut menjadi fokus kita bersama, yang akhirnya memberikan multiplier effect kepada masyarakat dan utamanya bagi para nelayan yang menjadi ujung tombak penjaga laut," ujar Menko Luhut.
Adapun dalam 3 tahun terakhir ini, melalui sinergi berbagai pihak, Indonesia sudah berhasil melakukan pengurangan kebocoran sebesar 28,5% pada tahun 2021. Masih perlu ditingkatkan adanya usaha pemerintah untuk mencapai target 70% dalam 3 tahun ke depan.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
(akr)
tulis komentar anda