Bappenas Beberkan 4 Terobosan Pembiayaan untuk Pembangunan Infrastruktur
Selasa, 01 November 2022 - 21:15 WIB
JAKARTA - Kementerian PPN/ Bappenas bersama Kantor Bersama KPBU menyelenggarakan “Indonesia PPP Market Engagement Forum: Strengthening Public and Private Collaboration for Better Infrastructure”, sebagai upaya meningkatkan partisipasi swasta dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.
“Kegiatan ini menjadi wadah agar sektor publik dan swasta dapat bertukar pikiran, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam terkait skema KPBU seperti apa yang dapat diterima sponsor, investor, dan pemberi pinjaman,” tutur Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas selaku Sekretaris Kantor Bersama KPBU Scenaider Siahaan, dikutip Selasa (1/11/2022).
Menurutnya, sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi dan pendorong pertumbuhan jangka panjang, terdapat empat implementasi pembiayaan inovatif. Pertama, skema kemitraan publik, kerja sama pemerintah dan badan usaha untuk pembangunan infrastruktur. Kedua, pembiayaan infrastruktur melalui blended finance, filantropis, donor internasional, lembaga pembiayaan iklim, dan dana hijau.
Ketiga, optimalisasi skema pembiayaan alternatif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, optimalisasi obligasi pemerintah, dana ekuitas, dana murah, pembiayaan pokok, dan pembiayaan kembali proyek.
"Keempat, pengembangan instrumen pembiayaan untuk de-risking project, penyediaan instrumen de-risking melalui penjaminan pemerintah dan perangkat lain untuk meningkatkan bankability project," tandas Scenaider.
Baca Juga
“Kegiatan ini menjadi wadah agar sektor publik dan swasta dapat bertukar pikiran, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam terkait skema KPBU seperti apa yang dapat diterima sponsor, investor, dan pemberi pinjaman,” tutur Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas selaku Sekretaris Kantor Bersama KPBU Scenaider Siahaan, dikutip Selasa (1/11/2022).
Menurutnya, sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi dan pendorong pertumbuhan jangka panjang, terdapat empat implementasi pembiayaan inovatif. Pertama, skema kemitraan publik, kerja sama pemerintah dan badan usaha untuk pembangunan infrastruktur. Kedua, pembiayaan infrastruktur melalui blended finance, filantropis, donor internasional, lembaga pembiayaan iklim, dan dana hijau.
Ketiga, optimalisasi skema pembiayaan alternatif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, optimalisasi obligasi pemerintah, dana ekuitas, dana murah, pembiayaan pokok, dan pembiayaan kembali proyek.
"Keempat, pengembangan instrumen pembiayaan untuk de-risking project, penyediaan instrumen de-risking melalui penjaminan pemerintah dan perangkat lain untuk meningkatkan bankability project," tandas Scenaider.
(uka)
tulis komentar anda