Kekuatan Industri Eropa Digerogoti Krisis Energi, Ancaman Eksodus Menghantui
Kamis, 03 November 2022 - 20:25 WIB
BRUSELLS - Eropa butuh dukungan dari perusahaan dan para pelaku industri dengan melakukan penghematan energi di tengah melonjaknya biaya dan penyusutan pasokan. Meski permintaan gas alam dan listrik, keduanya turun pada kuartal terakhir. Namun masih terlalu dini untuk bersukacita.
Penurunan ini bukan hanya karena perusahaan industri melakukan penghematan, tapi juga karena mereka menutup pabrik yang mungkin tidak akan pernah dibuka kembali. Penggunaan energi yang lebih rendah membantu Eropa mengatasi krisis yang dipicu oleh perang Rusia Ukraina dan pemotongan pasokan gas hingga minyak dari Moskow.
Para eksekutif, ekonom, dan kelompok industri memperingatkan, sektor industri mungkin akan sangat melemah jika tingginya biaya energi tetap berlanjut. Industri padat energi, seperti aluminium, pupuk, dan bahan kimia menjadi yang paling berisiko.
Ada kemungkinan perusahaan mengalihkan produksi secara permanen ke lokasi di mana energi murah berlimpah, seperti Amerika Serikat. Bahkan ketika Oktober yang luar biasa hangat dan proyeksi musim dingin yang ringan membantu mendorong harga lebih rendah, tapi gas alam di Amerika Serikat masih berharga sekitar seperlima dari apa yang dibayar perusahaan di Eropa.
"Banyak perusahaan, baru saja berhenti berproduksi," kata Patrick Lammers, anggota dewan manajemen di utilitas E.ON dalam sebuah konferensi di London bulan lalu.
"Mereka benar-benar menuntut destruk," paparnya.
Aktivitas manufaktur zona euro bulan ini mencapai level terlemah sejak Mei 2020, menandakan Eropa sedang menuju resesi.
Badan Energi Internasional memperkirakan, permintaan gas industri Eropa turun 25% pada kuartal III/2022 dari tahun sebelumnya. Analis mengatakan, penutupan yang meluas harus berada di belakang penurunan karena keuntungan dari efisiensi saja tidak akan menghasilkan penghematan seperti itu.
Penurunan ini bukan hanya karena perusahaan industri melakukan penghematan, tapi juga karena mereka menutup pabrik yang mungkin tidak akan pernah dibuka kembali. Penggunaan energi yang lebih rendah membantu Eropa mengatasi krisis yang dipicu oleh perang Rusia Ukraina dan pemotongan pasokan gas hingga minyak dari Moskow.
Para eksekutif, ekonom, dan kelompok industri memperingatkan, sektor industri mungkin akan sangat melemah jika tingginya biaya energi tetap berlanjut. Industri padat energi, seperti aluminium, pupuk, dan bahan kimia menjadi yang paling berisiko.
Ada kemungkinan perusahaan mengalihkan produksi secara permanen ke lokasi di mana energi murah berlimpah, seperti Amerika Serikat. Bahkan ketika Oktober yang luar biasa hangat dan proyeksi musim dingin yang ringan membantu mendorong harga lebih rendah, tapi gas alam di Amerika Serikat masih berharga sekitar seperlima dari apa yang dibayar perusahaan di Eropa.
"Banyak perusahaan, baru saja berhenti berproduksi," kata Patrick Lammers, anggota dewan manajemen di utilitas E.ON dalam sebuah konferensi di London bulan lalu.
"Mereka benar-benar menuntut destruk," paparnya.
Aktivitas manufaktur zona euro bulan ini mencapai level terlemah sejak Mei 2020, menandakan Eropa sedang menuju resesi.
Badan Energi Internasional memperkirakan, permintaan gas industri Eropa turun 25% pada kuartal III/2022 dari tahun sebelumnya. Analis mengatakan, penutupan yang meluas harus berada di belakang penurunan karena keuntungan dari efisiensi saja tidak akan menghasilkan penghematan seperti itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda