Singgung Kaburnya Pengusaha Besar Saat Krisis, Bahlil: UMKM Setia Jaga Ekonomi
Kamis, 10 November 2022 - 09:34 WIB
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan banyak pengusaha besar yang justru kabur ketika Indonesia mengalami krisis tahun 1998. Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) yang menjadi penolong roda perekonomian nasional.
Baca juga: Bahlil: Delegasi dalam KTT G20 di Bali Bukan Kepala Negara Kacang Goreng
"Pada saat itu, pengusaha besar, korporasi-korporasi besar, sebagian melarikan diri, bahkan mempailitkan diri, yang setia dan menjaga ekonomi Indonesia itu adalah UMKM," kata Bahlil dalam sambutannya saat pemberian NIB di Bali melalui kanal YouTube OSS Indonesia, dikutip Kamis (10/11/2022).
Bahlil juga melihat krisis yang terjadi beberapa tahun ke belakang. Pandemi Covid-19 yang membuat perlambatan ekonomi global, hingga dampak perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok hingga hubungan dagang.
"Kita (saat) Covid-19 minta ampun susahnya, sebelum Covid-19 ada perang dagang antara China dan Amerika. Belum selesai Covid muncul lagi perang Rusia-Ukraina. Itu melahirkan ekonomi yang gelap, hati-hati, ekonomi tahun 2023 itu susah," lanjut Bahlil.
Pada tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid-19, menurut Bahlil ekonomi Indonesia tumbuh negatif sebagai dampak dari adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Namun pada kuartal III 2022 kemarin, ekonomi Indonesia sudah berhasil mencatatkan angka pertumbuhan 5,72% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Ini adalah pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia, Indonesia menempati urutan pertama untuk negara-negara G20. Siapa pelakunya, pelaku dari kontribusi pertumbuhan ekonomi 5,72% itu adalah UMKM, jadi UMKM ini luar biasa," sambungnya.
Menurutnya Bahlil capaian itu menjadi bukti nyata bahwa kontribusi UMKM cukup kuat dalam menjaga kekokohan ekonomi Indonesia di tengah kondisi global saat ini. UMKM menyediakan lapangan kerja yang sangat besar.
"Jumlah total lapangan pekerjaan, itu 131 juta, UMKM kontribusi 121 juta. Pertumbuhan ekonomi kita, 60% itu dari UMKM, jadi bukan pengusaha besar, tapi saya jujur untuk mengatakan bahwa negara dan perbankan belum hadir secara utuh untuk kita berpihak kepada UMKM," pungkasnya.
Baca juga: Bahlil: Delegasi dalam KTT G20 di Bali Bukan Kepala Negara Kacang Goreng
"Pada saat itu, pengusaha besar, korporasi-korporasi besar, sebagian melarikan diri, bahkan mempailitkan diri, yang setia dan menjaga ekonomi Indonesia itu adalah UMKM," kata Bahlil dalam sambutannya saat pemberian NIB di Bali melalui kanal YouTube OSS Indonesia, dikutip Kamis (10/11/2022).
Bahlil juga melihat krisis yang terjadi beberapa tahun ke belakang. Pandemi Covid-19 yang membuat perlambatan ekonomi global, hingga dampak perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok hingga hubungan dagang.
"Kita (saat) Covid-19 minta ampun susahnya, sebelum Covid-19 ada perang dagang antara China dan Amerika. Belum selesai Covid muncul lagi perang Rusia-Ukraina. Itu melahirkan ekonomi yang gelap, hati-hati, ekonomi tahun 2023 itu susah," lanjut Bahlil.
Pada tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid-19, menurut Bahlil ekonomi Indonesia tumbuh negatif sebagai dampak dari adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Namun pada kuartal III 2022 kemarin, ekonomi Indonesia sudah berhasil mencatatkan angka pertumbuhan 5,72% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Ini adalah pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia, Indonesia menempati urutan pertama untuk negara-negara G20. Siapa pelakunya, pelaku dari kontribusi pertumbuhan ekonomi 5,72% itu adalah UMKM, jadi UMKM ini luar biasa," sambungnya.
Menurutnya Bahlil capaian itu menjadi bukti nyata bahwa kontribusi UMKM cukup kuat dalam menjaga kekokohan ekonomi Indonesia di tengah kondisi global saat ini. UMKM menyediakan lapangan kerja yang sangat besar.
"Jumlah total lapangan pekerjaan, itu 131 juta, UMKM kontribusi 121 juta. Pertumbuhan ekonomi kita, 60% itu dari UMKM, jadi bukan pengusaha besar, tapi saya jujur untuk mengatakan bahwa negara dan perbankan belum hadir secara utuh untuk kita berpihak kepada UMKM," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda