Bank Sampah Pertamina Usir Banjir dari Jakarta Utara
Kamis, 10 November 2022 - 20:38 WIB
JAKARTA - Hujan deras mengguyur Jakarta Utara Kamis (10/11/2022). Dulu, saat hujan mendera, jalanan di kawasan Jakarta Utara dipenuhi “kuda besi” dengan klakson saling bersahutan untuk membelah kemacetan. Kini, kawasan yang dekat dengan pesisir Jakarta itu tertata rapih. Ruas jalan yang lebar dan bersih membuat lalu lintas lancar.
Agus Suryanto, sedang beristirahat bersama 10 anggota pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di belakang kantor kelurahan Tugu Selatan. Ketua Bank Sampah Kelurahan Tugu Selatan ini setiap hari berkeliling kawasan yang masuk di dalam wilayah Kecamatan Koja, Jakarta Utara itu.
“Setiap hari kami mengumpulkan 50 kilogram sampah dari masyarakat,”tegasnya saat ditemui di Bank Sampah Berkah Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara Kamis (10/11/2022). Dia mengatakan, Bank Sampah Berkah Tugu Selatan, merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) sejak 2019 lalu. Yakni melalui PT Pertamina Lubricants (PTPL), anak usaha Pertamina. “Sejak ada Pertamina, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang semakin tinggi,” ungkapnya.
(Baca juga:Kolaborasi Digitalisasi Sampah Dorong Ekonomi Sirkular)
Sejumlah hasil kerajinan berupa pot dari gallon plastic, juga ondel-ondel mini dari bahan yang sama, tertata rapih. “Ini salah satu hasil dari kesadarn masyarakat untuk mengelola sampah,” tegasnya.
Agus melanjutkan, sebelum ada program Bank Sampah Berkah, kawasan Kelurahan Tugu Selatan kerap diterjang banjir. Namun, banjir tak lagi menghampiri sejak 2019. “Dulu sering banjir karena sampah, khususnya plastik dan botol bekas minuman menyumbat saluran air. Sejak 2019 sudah tidak, karena masyarakat mengumpulkan sampah ke Bank Sampah,” sebutnya. Sehingga, selain memiliki nilai ekonomis, juga memiliki nilai ekologis yang tinggi.
Dia bercerita, sejak 2019 kepala kantor Kelurahan Tugu Selatan berkolaborasi dengan PTPL menggencarkan sosialisai kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. “Sosialisasi itu sukses mengurangi sampah. Tidak hanya di rumah tangga tetapi hingga selokan dan kawasan umum. Sehingga di kawasan ini tak lagi terendam banjir,” tuturnya.
Masyarakat kawasan Tugu Selatan pun kini memiliki penampungan khusus di rumah-rumah untuk menampung sampah. Setiap kilogram sampah dihargai Rp2.500. Agus mengatakan, para pengelola bank sampah diikutkan pelatihan manajerial oleh Pertamina melalui PTPL. Selain itu, Pertamina juga membantu fasilitas perlengkapan yang dibutuhkan bank sampah, khususnya fasilitas untuk kegiatan administratif. “Pelatihan mencakup bagaimana mengelola sampah yang baik dan menyimpan yang baik,” tuturnya.
(Baca juga:Praktik Ekonomi Sirkular Dukung Terciptanya Industri Hijau)
Agus Suryanto, sedang beristirahat bersama 10 anggota pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di belakang kantor kelurahan Tugu Selatan. Ketua Bank Sampah Kelurahan Tugu Selatan ini setiap hari berkeliling kawasan yang masuk di dalam wilayah Kecamatan Koja, Jakarta Utara itu.
“Setiap hari kami mengumpulkan 50 kilogram sampah dari masyarakat,”tegasnya saat ditemui di Bank Sampah Berkah Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara Kamis (10/11/2022). Dia mengatakan, Bank Sampah Berkah Tugu Selatan, merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) sejak 2019 lalu. Yakni melalui PT Pertamina Lubricants (PTPL), anak usaha Pertamina. “Sejak ada Pertamina, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang semakin tinggi,” ungkapnya.
(Baca juga:Kolaborasi Digitalisasi Sampah Dorong Ekonomi Sirkular)
Sejumlah hasil kerajinan berupa pot dari gallon plastic, juga ondel-ondel mini dari bahan yang sama, tertata rapih. “Ini salah satu hasil dari kesadarn masyarakat untuk mengelola sampah,” tegasnya.
Agus melanjutkan, sebelum ada program Bank Sampah Berkah, kawasan Kelurahan Tugu Selatan kerap diterjang banjir. Namun, banjir tak lagi menghampiri sejak 2019. “Dulu sering banjir karena sampah, khususnya plastik dan botol bekas minuman menyumbat saluran air. Sejak 2019 sudah tidak, karena masyarakat mengumpulkan sampah ke Bank Sampah,” sebutnya. Sehingga, selain memiliki nilai ekonomis, juga memiliki nilai ekologis yang tinggi.
Dia bercerita, sejak 2019 kepala kantor Kelurahan Tugu Selatan berkolaborasi dengan PTPL menggencarkan sosialisai kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. “Sosialisasi itu sukses mengurangi sampah. Tidak hanya di rumah tangga tetapi hingga selokan dan kawasan umum. Sehingga di kawasan ini tak lagi terendam banjir,” tuturnya.
Masyarakat kawasan Tugu Selatan pun kini memiliki penampungan khusus di rumah-rumah untuk menampung sampah. Setiap kilogram sampah dihargai Rp2.500. Agus mengatakan, para pengelola bank sampah diikutkan pelatihan manajerial oleh Pertamina melalui PTPL. Selain itu, Pertamina juga membantu fasilitas perlengkapan yang dibutuhkan bank sampah, khususnya fasilitas untuk kegiatan administratif. “Pelatihan mencakup bagaimana mengelola sampah yang baik dan menyimpan yang baik,” tuturnya.
(Baca juga:Praktik Ekonomi Sirkular Dukung Terciptanya Industri Hijau)
tulis komentar anda