Kolaborasi Digitalisasi Sampah Dorong Ekonomi Sirkular
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampah menjadi persoalan berat yang dihadapi Indonesia mengingat mayoritas timbunan sampah tidak terangkut ke tempat pembuangan sampah akhir. Namun, penggunaan aplikasi teknologi informasi diyakini dapat memperluas jangkauan masyarakat yang tidak tercakup oleh layanan pengangkutan sampah konvensional.
Keberadaan layanan digital pengangkutan sampah dan daur ulang dinilai akan mempermudah masyarakat yang tidak mendapat layanan pengangkutan sampah oleh pemerintah daerah setempat.
Penanggulangan permasalahan sampah dipadukan dengan teknologi digital mampu mendorong sirkular ekonomi. Melalui investasi dalam program lingkungan tersebut berpotensi mendulang USD10 miliar per tahun dalam 20 tahun ke depan.
Upaya itu salah satunya dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kolaborasi dengan platform digital penggiat lingkungan Kaktus menjalankan program digitalisasi di lingkungan pesantren untuk mendorong penanganan sampah secara mandiri berbasis ekosistem. Program tersebut menyasar sebanyak 22 pesantern melalui program bantuan permodalan peternak DOC (day-old chick).
"Program yang diberikan dalam bentuk edukasi pendampingan dan pemasaran produk pemanfaatan limbah organik untuk mengembangkan pakan ternak berbasis lingkungan," kata CEO Kaktus Arya Primanda melalui pernyataannya, Selasa (22/3/2022).
Tak hanya itu, program digitalisasi ini diharapkan menjadi solusi penanganan sampah khususunya di Jakarta. Pihaknya mengajak pelaku usaha maupun lembaga lain turut menginisasi program serupa. "Program ini diharapkan berdampak positif bagi masyarakat baik dari segi pemberdayaan ekonomi sekaligus lingkungan hidup," kata dia.
Sementara itu, Ketua Koordinasi Baznas Bazis Jakarta Selatan Yasdar menambahkan program tersebut dijalankan di wilayah Jakarta. Kerja sama program digitalisasi sampah menjadi awal kolaborasi antara Baznas dan Kaktus. "Kolaborasi pemberdayaan masyarakat ini diharapkan bermafaat dan bisa dirasakan masyarakat luas," kata dia.
Keberadaan layanan digital pengangkutan sampah dan daur ulang dinilai akan mempermudah masyarakat yang tidak mendapat layanan pengangkutan sampah oleh pemerintah daerah setempat.
Penanggulangan permasalahan sampah dipadukan dengan teknologi digital mampu mendorong sirkular ekonomi. Melalui investasi dalam program lingkungan tersebut berpotensi mendulang USD10 miliar per tahun dalam 20 tahun ke depan.
Upaya itu salah satunya dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kolaborasi dengan platform digital penggiat lingkungan Kaktus menjalankan program digitalisasi di lingkungan pesantren untuk mendorong penanganan sampah secara mandiri berbasis ekosistem. Program tersebut menyasar sebanyak 22 pesantern melalui program bantuan permodalan peternak DOC (day-old chick).
"Program yang diberikan dalam bentuk edukasi pendampingan dan pemasaran produk pemanfaatan limbah organik untuk mengembangkan pakan ternak berbasis lingkungan," kata CEO Kaktus Arya Primanda melalui pernyataannya, Selasa (22/3/2022).
Tak hanya itu, program digitalisasi ini diharapkan menjadi solusi penanganan sampah khususunya di Jakarta. Pihaknya mengajak pelaku usaha maupun lembaga lain turut menginisasi program serupa. "Program ini diharapkan berdampak positif bagi masyarakat baik dari segi pemberdayaan ekonomi sekaligus lingkungan hidup," kata dia.
Sementara itu, Ketua Koordinasi Baznas Bazis Jakarta Selatan Yasdar menambahkan program tersebut dijalankan di wilayah Jakarta. Kerja sama program digitalisasi sampah menjadi awal kolaborasi antara Baznas dan Kaktus. "Kolaborasi pemberdayaan masyarakat ini diharapkan bermafaat dan bisa dirasakan masyarakat luas," kata dia.
(nng)