Hutama Karya hingga KAI Nunggak Utang Triliunan, Ini Respons Kementerian BUMN
Jum'at, 11 November 2022 - 16:53 WIB
"Pertama kami punya pekerjaan Rp8,1 triliun, sudah dibayar di situ Rp5,3 triliun oleh Hutama Karya, sisanya kan nanti Hutama Karya juga ada sebagian PMN dibayarkan ke kami," jelasnya.
Untuk utang KAI berasal dari pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Entus mengaku pihaknya memperoleh pekerjaan prasarana senilai Rp23,3 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp4,2 triliun dibayar melalui skema turnkey oleh KAI.
"Kedua di LRT. LRT dari Rp23,3 triliun pekerjaan kami di prasarana, ini Rp4,2 triliun ini pembayarannya turnkey pembayarannya KAI," bebernya.
Dari anggaran Rp23,3 triliun, ada Rp19,1 triliun di antaranya tidak menggunakan skema turnkey. Entus mengatakan utang yang sudah dibayarkan mencapai Rp15,6 triliun. Artinya, masih ada Rp3,4 triliun belum dibayarkan.
"KAI ini dulu dapat PMN untuk menjalankan LRT Rp7,6 triliun, ternyata financial close dari perbankan itu hanya Rp18 triliun atau Rp19 triliun, sehingga dijumlahkan itu hanya Rp28 triliun. Sementara kebutuhan keseluruhan KAI ini Rp34 triliun kurang lebih. Kekurangan Rp6 triliun," urainya.
Baca Juga
Untuk utang KAI berasal dari pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Entus mengaku pihaknya memperoleh pekerjaan prasarana senilai Rp23,3 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp4,2 triliun dibayar melalui skema turnkey oleh KAI.
"Kedua di LRT. LRT dari Rp23,3 triliun pekerjaan kami di prasarana, ini Rp4,2 triliun ini pembayarannya turnkey pembayarannya KAI," bebernya.
Dari anggaran Rp23,3 triliun, ada Rp19,1 triliun di antaranya tidak menggunakan skema turnkey. Entus mengatakan utang yang sudah dibayarkan mencapai Rp15,6 triliun. Artinya, masih ada Rp3,4 triliun belum dibayarkan.
"KAI ini dulu dapat PMN untuk menjalankan LRT Rp7,6 triliun, ternyata financial close dari perbankan itu hanya Rp18 triliun atau Rp19 triliun, sehingga dijumlahkan itu hanya Rp28 triliun. Sementara kebutuhan keseluruhan KAI ini Rp34 triliun kurang lebih. Kekurangan Rp6 triliun," urainya.
(ind)
tulis komentar anda