Soal Utang Rp7.420 Triliun dan Dikontrol China, Luhut: Ya Orang-orang Tak Jelas Aja Itu

Kamis, 10 November 2022 - 13:31 WIB
loading...
Soal Utang Rp7.420 Triliun dan Dikontrol China, Luhut: Ya Orang-orang Tak Jelas Aja Itu
Menko Luhut B. Pandjaitan menyanggah soal tudingan utang dan kontrol China terhadap Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa inflasi Indonesia termasuk yang rendah di antara negara-negara G20. Tak hanya itu, utang pemerintah terhadap PDB juga termasuk yang paling rendah.



Berdasarkan data Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah hingga akhir September 2022 tercatat Rp7.420,47 triliun atau 39,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu di bawah ambang batas yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara, yaitu 60% terhadap PDB.

"Ini orang bilang utang-utang! Ya orang-orang yang tak jelas aja itu. Utang kita paling rendah, pake GDP ngukurnya. Jadi teman-teman sekalian, itu Indonesia, itu negara kita," ujar Luhut dalam 4th Indonesia Fintech Summit 2022 secara virtual di Bali, Kamis (10/11/2022).

Luhut juga menyanggah bahwa Indonesia disetir oleh China lewat investasi atau pinjaman yang disalurkan untuk proyek infrastruktur. Sanggahan Luhut itu ditunjukkan dengan capaian ekspor barang tambang.

Ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia di tahun 2015 hanya sebesar USD1,2 miliar. Angka ini meningkat signifikan, mencapai USD20,9 miliar di 2021 dan diproyeksikan akan mencapai USD27,8 miliar di tahun ini.

"Anda lihat angka-angka ini. Orang bilang kita dikontrol oleh China, ga ada. Nobody, no country can control Indonesia, I'm telling you," tegas Luhut.

Luhut pun meminta semua pihak mengentikan tudingan negatif itu. Menurutnya, tak ada yang negara yang bisa mengalahkan Indonesia.



"Boleh engga berhenti bicara yang di balik-balik itu? Jadi, saya tegaskan tidak ada Indonesia dikontrol China. Listrik kita itu 4-5 sen per kwh, sementara di China sana 9-12 sen per kwh. Cost transportasi kita dari satu pulau ke pulau lain ya USD1-2 per ton, tapi ke China itu USD15-20, who can beat us? Banyak kita enggak memikirkan ini," pungkas Luhut.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1590 seconds (0.1#10.140)