Menteri ESDM Pede Konversi Motor BBM ke Listrik Capai 5 Persen Per Tahun
Minggu, 20 November 2022 - 12:40 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Arifin Tafsir mencatat potensi peralihan kendaraan roda dua berbasis fosil atau BBM ke listrik mencapai 4-5%per tahun. Saat ini jumlah motor BBM tercatat mencapai 120 juta unit.
Arifin pun optimis konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik atau battery electric vehicle (EV) akan meningkat pada tahun-tahun mendatang.
"Motor BBM itu ada 120 juta unit, kecenderungan akan naik terus 4-5 persen per tahun. Mobil 20 juta unit lebih dan naik terus," ungkap Arifin saat ditemui wartawan di kawasan Bundaran HI, Minggu (20/11/2022).
Lebih lanjut Arifin juga sudah berhitung bahwa penggunaan listrik berbasis baterai jauh lebih murah dibandingkan menggunakan BBM. Dia mencontohkan, kendaraan roda dua bisa menghabiskan dana Rp10.000 untuk satu liter Pertalite dengan jarak 30 kilometer (Km).
Sementara itu motor listrik hanya membutuhkan daya 1 kilowatt-hour (KWh) dengan biaya Rp1.600 untuk perjalan 30 Km.
"Dari hasil konversi motor listrik bagi motor di atas 10 tahun, 30 kilometer itu seliter pertalite Rp10.000, kalau motor listrik itu cuma perlu 1 KWh, Rp1.600. Nah kemudian motor BBM tiap tahun ganti oli dan lain lain, biaya bisa Rp2,5 juta sendiri, kalau motor listrik kan nggak perlu ganti oli dan lain-lain," kata dia.
Menurutnya, pemerintah tengah membidik motor-motor tua atau berusia di atas 5 tahun untuk dikonversikan. Langkah itu sekaligus mengurangi subsidi dan kompensasi BBM. Selain itu Menteri Arifin memastikan, 140 juta kendaraan yang dikonversi ke listrik mampu mengurangi 100 juta ton CO2.
"Yang penting kalau 140 juta unit kendaraan diganti listrik bisa kurangi 100 juta ton CO2. 2060-kan emisi kita bisa nol, kita akan gunakan semua potensi energi baru di Indonesia," ucapnya.
Arifin pun optimis konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik atau battery electric vehicle (EV) akan meningkat pada tahun-tahun mendatang.
"Motor BBM itu ada 120 juta unit, kecenderungan akan naik terus 4-5 persen per tahun. Mobil 20 juta unit lebih dan naik terus," ungkap Arifin saat ditemui wartawan di kawasan Bundaran HI, Minggu (20/11/2022).
Lebih lanjut Arifin juga sudah berhitung bahwa penggunaan listrik berbasis baterai jauh lebih murah dibandingkan menggunakan BBM. Dia mencontohkan, kendaraan roda dua bisa menghabiskan dana Rp10.000 untuk satu liter Pertalite dengan jarak 30 kilometer (Km).
Sementara itu motor listrik hanya membutuhkan daya 1 kilowatt-hour (KWh) dengan biaya Rp1.600 untuk perjalan 30 Km.
Baca Juga
"Dari hasil konversi motor listrik bagi motor di atas 10 tahun, 30 kilometer itu seliter pertalite Rp10.000, kalau motor listrik itu cuma perlu 1 KWh, Rp1.600. Nah kemudian motor BBM tiap tahun ganti oli dan lain lain, biaya bisa Rp2,5 juta sendiri, kalau motor listrik kan nggak perlu ganti oli dan lain-lain," kata dia.
Menurutnya, pemerintah tengah membidik motor-motor tua atau berusia di atas 5 tahun untuk dikonversikan. Langkah itu sekaligus mengurangi subsidi dan kompensasi BBM. Selain itu Menteri Arifin memastikan, 140 juta kendaraan yang dikonversi ke listrik mampu mengurangi 100 juta ton CO2.
"Yang penting kalau 140 juta unit kendaraan diganti listrik bisa kurangi 100 juta ton CO2. 2060-kan emisi kita bisa nol, kita akan gunakan semua potensi energi baru di Indonesia," ucapnya.
(akr)
tulis komentar anda