5 Negara yang Paling Bergantung pada Laut China Selatan

Senin, 21 November 2022 - 05:42 WIB
Dengan populasi 5,64 juta, PDB Singapura mencapai USD337,5 miliar pada tahun 2020, menjadikannya mitra dagang barang terbesar ke-17 dengan AS, menurut Kantor Perwakilan Dagang A.S.

"Meskipun Singapura bukan penuntut fitur maritim Laut China Selatan manapun, mereka duduk di jalur komunikasi laut (sea lanes of communication – SLOCs) yang paling kritis – Selat Singapura, dan awal selat Malaka," ungkap Charlie A. Brown, pakar dan konsultan kesadaran ranah maritim regional.

Negara kecil di Asia Tenggara itu sangat bergantung pada perdagangan bebas yang melewati negara mereka dan perairan yang berdekatan dengannya.

"Kepemimpinan Singapura jelas bahwa mereka adalah negara yang secara eksistensial bergantung pada laut bebas dan tatanan berbasis aturan. Tanpa itu, tempat-tempat seperti Singapura berada dalam banyak masalah," paparnya.

3. Indonesia

Selat Sunda dan Lombok di Indonesia, bersama dengan Selat Malaka dan Singapura, adalah pintu gerbang utama ke Laut China Selatan. Kepulauan Natuna di Indonesia tumpang tindih dengan sembilan garis putus-putus China — serangkaian garis pada peta yang menyertai klaim teritorial China.

"Indonesia sangat bergantung pada sumber daya dari Laut Natuna Utara (di Laut China Selatan)," kata Brown seraya menambahkan bahwa transit lalu lintas komersial cukup signifikan di perairan itu.

"Meskipun Indonesia menyatakan tidak ada sengketa teritorial dengan China, itu adalah klaim retoris yang bertentangan dengan yang sebenarnya," tambahnya.

Herzinger menyoroti bahwa, seperti negara-negara penggugat lainnya, populasi Indonesia yang berjumlah 280 juta sangat bergantung pada ketahanan pangan dari ikan. Kerawanan pangan di Laut China Selatan dapat dengan cepat menjadi ketidakstabilan nasional di Asia Tenggara, kata Herzinger.

"Salah satu aspek yang kurang dihargai adalah semua larangan penangkapan ikan musiman oleh patroli China dan di Laut China Timur," katanya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More