Harga Beras Terus Merangkak Naik, Kepala Bapanas Ajak Kementan dan Bulog Duduk Bareng
Rabu, 23 November 2022 - 16:32 WIB
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) menyampaikan, beras masih menjadi menjadi masalah krusial di antara 11 komoditas strategis nasional saat ini.
Pasalnya, harga Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), hingga harga rata-rata nasional bahan pokok tersebut mengalami peningkatan.
"Dari 9 atau hari ini ada 11 produk yang dikelola atau ada di Perpres 66 tahun 2021, yang saat ini harganya sangat tinggi adalah beras. Mulai dari GKP-nya, GKG-nya, sampai dengan harga rata-rata nasionalnya ini meningkat,” ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR, Rabu (23/11/2022).
Dia memaparkan, harga GKP, GKG, dan beras medium terus meningkat sejak Juli 2022 hingga saat ini. Arief menyebut, harga GKP di tingkat petani meningkat 15,7% dan harga GKG di penggilingan naik 11,4%.
Sementara harga beras medium di tingkat konsumen mengalami peningkatan 4,64% dari Rp10.700 per kilogram (kg) pada Juli 2022 menjadi Rp11.196 per kg.
Menurut dia, fluktuasi harga pangan nasional, termasuk beras harus didiskusikan oleh Kementerian, BUMN, dan lembaga negara yang mengelola pangan nasional. Dengan begitu, perkara ini dapat segera diselesaikan.
"Sehingga perlu kita sama sama diskusi bahwa hari ini stakeholders yang mengelola pangan ada Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional, ID FOOD, dan Bulog untuk meluruskan beberapa hal," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan harga beras pada periode Oktober - Desember cenderung mengalami kenaikan. Hal ini salah satunya disebabkan belum musim panen.
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Ismail Wahab mengatakan, ada beberapa sentimen lainnya yang ikut mempengaruhi seperti kenaikan harga BBM dan fenomena kelangkaan pupuk.
"Bahkan tidak ada kenaikan BBM dan kenaikan pupuk pun memang harga gabah di musim ini menang selalu tinggi dari pada musim tanam sebelumnya," ungkapnya.
Pasalnya, harga Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), hingga harga rata-rata nasional bahan pokok tersebut mengalami peningkatan.
"Dari 9 atau hari ini ada 11 produk yang dikelola atau ada di Perpres 66 tahun 2021, yang saat ini harganya sangat tinggi adalah beras. Mulai dari GKP-nya, GKG-nya, sampai dengan harga rata-rata nasionalnya ini meningkat,” ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR, Rabu (23/11/2022).
Dia memaparkan, harga GKP, GKG, dan beras medium terus meningkat sejak Juli 2022 hingga saat ini. Arief menyebut, harga GKP di tingkat petani meningkat 15,7% dan harga GKG di penggilingan naik 11,4%.
Sementara harga beras medium di tingkat konsumen mengalami peningkatan 4,64% dari Rp10.700 per kilogram (kg) pada Juli 2022 menjadi Rp11.196 per kg.
Menurut dia, fluktuasi harga pangan nasional, termasuk beras harus didiskusikan oleh Kementerian, BUMN, dan lembaga negara yang mengelola pangan nasional. Dengan begitu, perkara ini dapat segera diselesaikan.
"Sehingga perlu kita sama sama diskusi bahwa hari ini stakeholders yang mengelola pangan ada Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional, ID FOOD, dan Bulog untuk meluruskan beberapa hal," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan harga beras pada periode Oktober - Desember cenderung mengalami kenaikan. Hal ini salah satunya disebabkan belum musim panen.
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Ismail Wahab mengatakan, ada beberapa sentimen lainnya yang ikut mempengaruhi seperti kenaikan harga BBM dan fenomena kelangkaan pupuk.
"Bahkan tidak ada kenaikan BBM dan kenaikan pupuk pun memang harga gabah di musim ini menang selalu tinggi dari pada musim tanam sebelumnya," ungkapnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda