Bapanas Sebut Beras Kini Jadi Komoditas dengan Harga Tertinggi
Rabu, 23 November 2022 - 18:44 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, dari 11 komoditas yang tercantum dalam Perpres No. 66 Tahun 2021, beras adalah komoditas yang harganya sangat tinggi saat ini. Sejak Juli 2022 hingga saat ini, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani meningkat 15,7%.
Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan meningkat 11,4%, dan harga beras medium di tingkat konsumen mengalami kenaikan 4,64% dari semula Rp10.700 per kilogram menjadi Rp11.196 per kilogram.
"Pak Ketua, harga di tingkat produsen dan di tingkat konsumen, produk yang ada di Perpres No. 66 Tahun 2021 yang saat ini harganya sangat tinggi adalah beras. Mulai dari GKP-nya, GKG-nya sampai dengan harga rata-rata nasional meningkat," ujar Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (23/11/2022).
Arief pun mengimbau kepada seluruh stakeholder yang mengelola pangan untuk dapat bekerja sama. Mengacu indeks harga konsumen, komoditas beras menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi pangan nasional pada Oktober 2022.
"Tingkat inflasi Indonesia pada Oktober 2022 sebesar 5,71% (yoy) turun 0,25% dibandingkan september 2022. Komoditas beras menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi pangan nasional dari 4% (September 2022) ke 3% (Oktober 2022)," paparnya.
Arief bilang, situasi tersebut perlu menjadi perhatian bersama pemerintah pusat dan daerah karena tren peningkatan harga beras telah terjadi sejak Juli 2022. Pada kesempatan Arief juga melaporkan terkait perhitungan surplus dan defisit produksi beras nasional 2022.
Berdasarkan data kerangka sampel area (KSA) BPS, realisasi produksi beras bulan Oktober 2022 sebesar 2,43 juta ton. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi KSA amatan Januari sementara September sebesar 2,85 juta ton.
"Ada pun proyeksi produksi beras pada November 2022 sebesar 2,24 juta ton sedangkan Desember sebesar 1,06 juta ton," sebutnya.
Baca Juga
Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan meningkat 11,4%, dan harga beras medium di tingkat konsumen mengalami kenaikan 4,64% dari semula Rp10.700 per kilogram menjadi Rp11.196 per kilogram.
"Pak Ketua, harga di tingkat produsen dan di tingkat konsumen, produk yang ada di Perpres No. 66 Tahun 2021 yang saat ini harganya sangat tinggi adalah beras. Mulai dari GKP-nya, GKG-nya sampai dengan harga rata-rata nasional meningkat," ujar Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (23/11/2022).
Arief pun mengimbau kepada seluruh stakeholder yang mengelola pangan untuk dapat bekerja sama. Mengacu indeks harga konsumen, komoditas beras menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi pangan nasional pada Oktober 2022.
"Tingkat inflasi Indonesia pada Oktober 2022 sebesar 5,71% (yoy) turun 0,25% dibandingkan september 2022. Komoditas beras menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi pangan nasional dari 4% (September 2022) ke 3% (Oktober 2022)," paparnya.
Arief bilang, situasi tersebut perlu menjadi perhatian bersama pemerintah pusat dan daerah karena tren peningkatan harga beras telah terjadi sejak Juli 2022. Pada kesempatan Arief juga melaporkan terkait perhitungan surplus dan defisit produksi beras nasional 2022.
Berdasarkan data kerangka sampel area (KSA) BPS, realisasi produksi beras bulan Oktober 2022 sebesar 2,43 juta ton. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi KSA amatan Januari sementara September sebesar 2,85 juta ton.
Baca Juga
"Ada pun proyeksi produksi beras pada November 2022 sebesar 2,24 juta ton sedangkan Desember sebesar 1,06 juta ton," sebutnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda