RI Digugat Eropa Soal Nikel dan Kalah di WTO, Jokowi: Nanti Ada Babak ke-2
Jum'at, 02 Desember 2022 - 13:41 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada semua pihak agar tak berkecil hati usai Indonesia kalah dari gugatan oleh Uni Eropa (UE) di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO). Gugatan ini terkait kebijakan RI melarang ekspor bijih nikel.
"Sekali lagi, kita tidak perlu kecil hati, tidak perlu takut urusan kalah digugat Uni Eropa kemudian kita kalah, kemudian kita mundur. Ndak. Nanti ada babak kedua lagi kita ingin lakukan," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (2/12/2022).
Menurut dia, negara maju ingin mempertahankan dirinya agar tetap maju, dan salah satunya adalah tidak merelakan negara berkembang seperti Indonesia untuk maju.
"Karena apapun yg namanya negara maju, itu juga ingin mempertahankan dirinya tetap menjadi negara maju. Itu pasti. Dan juga mereka itu tidak akan rela juga bahwa negara berkembang ini ada yang maju, menjadi negara yang maju, juga banyak yang nggak rela," tuturnya.
"Dan itu ya manusiawi. Nggak perlu kita sakit hati. Ndak. Kita berusaha agar bagaimana visi kita agar menjadi negara maju," tandas Jokowi.
Untuk diketahui, Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel (nickel ore) yang membuahkan nilai ekspor nikel pada 2021 melonjak menjadi USD20,8 miliar atau lebih dari Rp300 triliun dari sebelumnya hanya USD1,1 miliar. Namun, kebijakan Indonesia ini diprotes oleh Uni Eropa yang melayangkan gugatan melalui WTO.
Sebelumnya, presiden Jokowi mendorong jajarannya untuk terus melakukan hilirisasi terhadap bahan-bahan tambang di Tanah Air untuk mendapatkan nilai tambah yang berkali-kali lipat. Kepala Negara meminta agar penghentian ekspor dalam bentuk bahan mentah tidak hanya berhenti pada komoditas nikel saja.
"Enggak bisa lagi kita mengekspor dalam bentuk bahan mentah, mengekspor dalam bentuk raw material, enggak. Begitu kita dapatkan investasinya, ada yang bangun, bekerja sama dengan luar dengan dalam atau pusat dengan daerah, Jakarta dengan daerah, nilai tambah itu akan kita peroleh," kata Jokowi dalam sambutannya saat membuka Rakornas Investasi Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
"Sekali lagi, kita tidak perlu kecil hati, tidak perlu takut urusan kalah digugat Uni Eropa kemudian kita kalah, kemudian kita mundur. Ndak. Nanti ada babak kedua lagi kita ingin lakukan," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (2/12/2022).
Menurut dia, negara maju ingin mempertahankan dirinya agar tetap maju, dan salah satunya adalah tidak merelakan negara berkembang seperti Indonesia untuk maju.
"Karena apapun yg namanya negara maju, itu juga ingin mempertahankan dirinya tetap menjadi negara maju. Itu pasti. Dan juga mereka itu tidak akan rela juga bahwa negara berkembang ini ada yang maju, menjadi negara yang maju, juga banyak yang nggak rela," tuturnya.
"Dan itu ya manusiawi. Nggak perlu kita sakit hati. Ndak. Kita berusaha agar bagaimana visi kita agar menjadi negara maju," tandas Jokowi.
Baca Juga
Untuk diketahui, Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel (nickel ore) yang membuahkan nilai ekspor nikel pada 2021 melonjak menjadi USD20,8 miliar atau lebih dari Rp300 triliun dari sebelumnya hanya USD1,1 miliar. Namun, kebijakan Indonesia ini diprotes oleh Uni Eropa yang melayangkan gugatan melalui WTO.
Sebelumnya, presiden Jokowi mendorong jajarannya untuk terus melakukan hilirisasi terhadap bahan-bahan tambang di Tanah Air untuk mendapatkan nilai tambah yang berkali-kali lipat. Kepala Negara meminta agar penghentian ekspor dalam bentuk bahan mentah tidak hanya berhenti pada komoditas nikel saja.
Baca Juga
"Enggak bisa lagi kita mengekspor dalam bentuk bahan mentah, mengekspor dalam bentuk raw material, enggak. Begitu kita dapatkan investasinya, ada yang bangun, bekerja sama dengan luar dengan dalam atau pusat dengan daerah, Jakarta dengan daerah, nilai tambah itu akan kita peroleh," kata Jokowi dalam sambutannya saat membuka Rakornas Investasi Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
(ind)
tulis komentar anda